Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

3 Penyebab Krisis Air Bersih: Begini Upaya Untuk Mengatasinya

Air merupakan kebutuhan yang utama bagi semua makhluk hidup. Makhluk hidup di muka bumi ini tidak terlepas akan kebutuhan air. Sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air.Jika terjadi krisis air bersih maka apa yang harus dilakukan? Maka pada artikel ini akan membahas mengenai penyebab krisis air bersih. Untuk kamu yang ingin mengetahui, simak dengan baik.Krisis air membuat semua makhluk hidup harus dapat bertahan hidup. Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius.Untuk mendapatkan air yang baik karena banyak limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Selain itu, secara nilai, yang sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.Manfaat air bagi makhluk hidup sangat krusial. Air juga bermanfaat terhadap lingkungan. Keanekaragaman ekosistem air dan laut dipertahankan dengan cukup air.Air tidak hanya berfungsi untuk memerangi polusi udara dan menjaga kualitas udara di bumi.

Faktor Penyebab Krisis Air Bersih

Mengutip dari jurnal mengenai krisis air, bahwa krisis air terjadi hampir seluruh wilayah Indonesia. Terutama kota-kota besar yang disebabkan oleh pencemaran limbah industri maupun rumah tangga.Krisis air juga disebabkan adanya kegiatan deforestasi yang dilakukan secara terus menerus. Akibatnya tidak adanya penyerapan air, sehingga berkurangnya ketersediaan air.Erosi juga dapat terjadi yang diakibatkan oleh pembabatan hutan untuk keperluan pertambangan.Adapun berikut beberapa penyebab terjadinya krisis air. Melansir dari beberapa sumber:

1. Pertumbuhan Populasi

[caption id="attachment_56884" align=aligncenter width=1280] Ilustrasi. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat/Foto: Canva[/caption]Laju pertumbuhan populasi merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan krisis air bersih. Fenomena ini melibatkan peningkatan jumlah individu dalam suatu populasi, baik di tingkat lokal, nasional, atau bahkan global.Pertumbuhan populasi yang tidak seimbang dengan kapasitas infrastruktur dan sumber daya alam yang tersedia dapat menciptakan tekanan pada ketersediaan air bersih.Mengingat pertumbuhan populasi yang terus meningkat, maka permintaan air yang digunakan juga terus bertambah. Kegunaan air yaitu untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci dan lain sebagainya.Selain itu, pada sektor pertanian yang selaku membutuhkan air untuk mengairi sawah para petani.

2. Perubahan Iklim

[caption id="attachment_56885" align=aligncenter width=1280] Ilustrasi. Perubahan iklim/ Foto: Canva[/caption]Mengutip dari laman bmkg.go.id. Dwikorita selaku anggota Dewan Eksekutif World Meteorological Organization (WMO) menyampaikan bahwasanya ancaman krisis air akibat perubahan iklim saat ini sudah terlihat dengan sangat jelas.Perubahan iklim yang mencakup variasi jangka panjang dalam suhu, pola curah hujan, dan kondisi iklim lainnya. Dampak perubahan iklim semakin terasa, dan salah satu sektor yang paling terdampak adalah ketersediaan air bersih.Peningkatan suhu global menjadi salah satu ciri khas dari perubahan iklim. Penguapan air. Penguapan air dari permukaan laut dan sumber air lainnya meningkat seiring dengan kenaikan suhu, menciptakan lebih banyak uap air di atmosfer.Perubahan iklim merupakan faktor terjadinya pola curah hujan yang tidak teratur, sehingga berdampak langsung pada ketersediaan air bersih.Kenaikan suhu dan perubahan pola hujan berdampak pada salju dan gletser di pegunungan. Jika laju pencairan ini meningkat karena suhu yang lebih tinggi, dapat mengakibatkan pasokan air berlebihan pada awalnya, diikuti oleh penurunan dramatis saat gletser dan salju berkurang.Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakstabilan dalam pasokan air dan meningkatkan resiko krisis air bersih.

3. Polusi Air

[caption id="attachment_56886" align=aligncenter width=1280] Ilustrasi. Polutan air yang dapat menyebabkan krisis air bersih/Foto: Pexels[/caption]Polusi air diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pertanian, limbah domestik dan pertambangan.Industri seringkali menjadi penyumbang utama polusi air melalui pembuangan limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya dan limbah beracun ke dalam sumber air.Limbah yang dibuang secara ilegal dapat menyebabkan pencemaran air. Kehidupan laut, sungai dan sekitarnya akan terancam bahaya.Polusi air juga dapat berasal dari kecelakaan atau tumpahan minyak. Kecelakaan kapal tanker atau fasilitas penyimpanan minyak dapat menyebabkan minyak bocor ke dalam perairan, menciptakan dampak yang merugikan terhadap kehidupan laut dan keseimbangan ekosistem.Salah satu jenis polusi air yang semakin meresahkan adalah polutan mikroplastik. Partikel-partikel mikroplastik yang berasal dari limbah plastik, seperti botol plastik dan kemasan, dapat mencemari air.Ukuran mikroplastik yang sangat kecil membuatnya sulit untuk disaring oleh sistem penyaringan air konvensional, sehingga dapat mencapai sumber air minum dan berpotensi merusak organisme air dan mengganggu rantai makanan.

Upaya Mengatasi Krisis Air Bersih

Dalam mengatasi persoalan ini dapat dimulai dari diri sendiri. Dengan membiasakan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi produksi sampah yang dihasilkan setiap harinya.Selain itu, kita juga dapat menerapkan 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Atau juga dapat menerapkan zero waste.Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengurangan penggunaan plastik dan pembuangan yang bijaksana juga dapat membantu mengurangi polusi mikroplastik.Peningkatan kesadaran akan dampak polusi air dapat mendorong perubahan perilaku dan kebijakan yang mendukung pengelolaan air yang berkelanjutan.Adapun upaya untuk mengatasi krisis air bersih yang melansir dari berbagai sumber, sebagai berikut:

1. Penanaman Pohon

Hutan memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis.Inisiatif penanaman pohon, seperti Program Satu Miliar Pohon, menjadi langkah konkret yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim. Program ini bukan hanya bertujuan untuk menanam pohon baru tetapi juga untuk menjaga dan mengelola hutan yang ada.Penanaman pohon membantu meningkatkan penyerapan karbon. Dengan menanam pohon, akar pohon dapat menyerap air dalam tanah.

2. Tidak Membuang Sampah di Sepanjang Saluran Air

Tidak membuang sampah di sepanjang saluran air adalah tindakan kritis untuk melindungi lingkungan air dan mencegah dampak negatif terhadap ekosistem air dan kesehatan masyarakat.Saluran air, termasuk sungai, sungai kecil, dan parit, berperan penting dalam menyalurkan air hujan dan memelihara keseimbangan alam. Namun, buang sampah sembarangan di sepanjang saluran air dapat merusak ekosistem ini dan menciptakan sejumlah masalah serius.Dengan mencegah pembuangan sampah di sepanjang saluran air, kita dapat melindungi sumber daya air yang penting, memelihara keanekaragaman hayati, dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi generasi mendatang.Tindakan ini mencerminkan tanggung jawab bersama kita untuk merawat bumi dan menjaga keseimbangan ekosistem air.

3. Pengembangan Teknologi Air Bersih

Salah satu fokus utama dalam pengembangan teknologi air bersih adalah memanfaatkan sumber daya air yang ada dengan lebih efisien.Ini termasuk penggunaan teknologi desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air bersih, sebuah solusi yang potensial untuk daerah-daerah pesisir yang mengalami kekeringan.Teknologi sumber daya air alternatif juga berkembang, seperti metode pengolahan air menggunakan sinar matahari atau energi terbarukan.Secara keseluruhan, Pengembangan Teknologi Air Bersih bukan hanya merupakan respons terhadap krisis air bersih, tetapi juga investasi dalam masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan terus mendorong penelitian, kolaborasi, dan penerapan teknologi inovatif, Indonesia dapat menjadi pelopor solusi global dalam mengatasi tantangan air bersih di abad ke-21.