Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pasca Banjir Bandang Tasikmadu, DPRD: Relawan Dominasi Bantuan Pemkab Kurang Greget 

Kubah Migunani

Kabar Trenggalek - Peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam penanganan bencana dinilai kurang maksimal. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek Dapil II, masih mendengar keluhan warga terdampak bencana di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, yang belum menerima bantuan.

Seperti yang diungkapkan Anggota DPRD Trenggalek dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Amin Tohari. Menurutnya, menginjak satu pekan pasca bencana banjir bandang, namun masih ada warga yang mengeluh tentang bantuan. 

Amin mengakui bahwa bencana banjir bandang itu disebabkan karena curah hujan tinggi, normalisasi sungai minim, penggunaan pestisida, hingga sampah-sampah yang menyangkut di bawah jembatan. 

"Tanah kena rondat, ditambah curah hujan tinggi, mengakibatkan erosi sangat tinggi, hingga terjadi banjir bandang," ungkap Amin.

Imbas dari bencana itu cukup parah, banjir menerjang rumah warga hingga ketinggian 1 meter. Baik rumah dan fasilitas umum pun tak luput terkena imbas. Sampai-sampai jalanan penuh dengan lumpur. 

"Fasilitas umum, dan lumpurnya tebal, selain itu sampah," ujarnya. 

Menyikapi bencana itu, Amin mengaku, seharusnya pemkab berperan aktif sejak awal kejadian. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun, justru relawan yang mendominasi memberikan bantuan di lokasi bencana. 

"Kebanyakan di hari pertama itu relawan yang masuk ke Watulimo. Relawan itu hanya membantu utamanya pangan, kalau banyak ikut bersih-bersih. Pemerintah yang kalang kabut mengurus itu (bencana) hanya dari pemerintah desa dan relawan. Ini informasi dari bawah loh," tegasnya. 

Amin mengatakan, penanganan darurat bencana itu merupakan langkah krusial, tapi tak kalah vital adalah mengcover kebutuhan dasar dari warga terdampak bencana. Kebutuhan dasar itu tak sebatas sembako.

"Banyak rumah warga yang terdampak banjir bandang, alat rumah tangga mereka banyak yang hilang (karena hanyut). Artinya, meskipun dikirim sembako, mereka tidak bisa memakainya karena tidak punya alat untuk memasak," ungkapnya. 

Pihaknya tak menafikan bahwa hasil peninjauannya pasca satu pekan banjir bandang itu masih ditemui persoalan.

Minggu, (16/10/2022), Amin meninjau beberapa lokasi bencana, diantaranya Balai Desa Tasikmadu, SDN 2 Tasikmadu, rumah warga. Menurutnya, jalan vital sudah tersambung, dan pariwisata juga mulai ada yang masuk. 

"Sebagian sudah udah beres, tapi ada beberapa lokasi yang lumpurnya belum dibersihkan. Selain itu, ada warga yang menyampaikan belum dapat (bantuan sembako), utamanya di bagian dalam pemukiman. Jadi selama ini masih dapat bantuan dari saudaranya," ujarnya. 

Menyikapi hal itu, Amin mengaku sudah berkomunikasi dengan BPBD Trenggalek secara personal. Menurutnya, saran dan masukannya untuk menyalurkan bantuan berupa alat masak, kompor, tabung gas, dan sebagainya. Adapun alat-alat tulis untuk anak-anak sekolah. 

"Karena tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan buku tulis ketika banjir bandang terjadi," tutur anggota DPRD dari Dapil 2 tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah menyampaikan masukan ke forum anggota DPRD Trenggalek, agar unsur pimpinan mendorong pemkab untuk lebih intensif dalam mendengar keluhan warga terdampak bencana.

UPDATE BENCANA BANJIR WATULIMO:

Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *