Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

164 Hektare Sawah di Trenggalek Diserang Wereng, Petani Terancam Gagal Panen

  • 05 Aug 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRTSerangan hama wereng kembali melanda lahan pertanian padi di Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan), sebanyak 164,4 hektare sawah terdampak Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Musim Tanam (MT) ke-2 tahun 2025.

    Koordinator Pengendali OPT Kabupaten Trenggalek, Khairul Anam, mengatakan bahwa serangan wereng mulai terdeteksi sejak Juni 2025. Namun, kondisi terparah mulai terjadi pada pertengahan Juli hingga awal Agustus.

    “Serangannya sudah muncul sejak bulan Juni, tapi di pertengahan Juli sudah banyak sawah yang dipanen. 164,4 hektare itu paling parah di Kecamatan Durenan,” kata Khairul Anam.

    Dari belasan kecamatan di Trenggalek, Kecamatan Durenan tercatat sebagai wilayah terdampak paling parah, dengan kisaran 30–50% dari total luas sawah yang terkena serangan wereng.

    Anam membantah informasi yang menyebutkan luas sawah terdampak mencapai 300 hektare.

    “Angka lebih dari 161 hektare itu belum diverifikasi. Belum tentu semua diserang wereng coklat. Bisa saja hama lain, seperti walang sangit atau penggerek batang,” jelasnya.

    Selain Durenan, wilayah lain yang ikut terdampak cukup signifikan adalah Kecamatan Pogalan dan Gandusari. Di Gandusari, desa yang paling terdampak adalah Desa Krandegan dan Desa Sukorame.

    Sementara itu, Desa Prambon dan Sugihan di Kecamatan Tugu dan Kampak juga tidak luput dari serangan hama.

    Dari total lahan terdampak, Dispertapan mencatat luas lahan puso (gagal panen) mencapai 10,7 hektare.

    “Puso itu jika hasil panen menurun lebih dari 80 persen. Misalnya biasanya dapat 10 karung, tapi sekarang cuma dua atau bahkan nol, itu sudah puso,” ujar Anam.

    Untuk mengendalikan hama wereng coklat, Dispertapan telah melakukan 65 kali Gerakan Pengendalian Hama (Gerdal) secara merata di seluruh wilayah Trenggalek. Namun, Kecamatan Durenan menjadi prioritas utama karena tingkat kerusakan tertinggi.

    “Kalau dalam satu rumpun padi ditemukan lebih dari 100 ekor wereng coklat, saya pastikan itu akan mengalami puso,” tegas Anam.

    Kerugian besar akibat serangan wereng juga dirasakan oleh Mugiono (50), petani asal Desa Jatisari, Kecamatan Pogalan. Ia mengaku panen padinya berkurang 50% dari biasanya.

    “Di rumah sudah ada 6 karung, yang masih di sawah kira-kira jadi 8 karung. Padahal sawah sewaan saya sekitar 300 ru. Belum dibagi buat sewa lahan, beli air, dan biaya perawatan,” ujarnya.

    Sebagai petani tanpa lahan sendiri, Mugiono mengaku kesulitan untuk memutar modal guna menyambung musim tanam berikutnya.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz