Peristiwa bencana alam tanah longsor di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan Trenggalek, menyisakan ingatan yang tak bisa terlupakan. Namun, kondisi kini warga sudah menempati hunian tetap (huntap).
Beberapa warga Sumurup yang menempati huntap mulai melaksanakan aktivitas. Walaupun salah satu warga mengaku masih ada sisa rasa trauma yang menghantui, tapi berangsur menghilang.
Suparli, Warga RT 21, Desa Sumurup, merasa sangat bersyukur. Karena, kondisi saat ini sudah terasa aman dan nyaman. Dirinya mengaku rumah yang dulu sudah rata dengan tanah longsor, sehingga 32 anggota keluarga pindah.
"Saya bersyukur sekali bisa mendapatkan huntap ini, terima kasih pemerintah yang telah memperhatikan warganya yang terdampak bencana,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Suparli mulai tinggal di huntap pada Februari 2023. Selama tinggal, ada banyak penyesuaian bagi dirinya dan keluarga. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan di tempat baru.
"Sehari-hari saya melakukan aktivitas menjadi kepala rumah tangga, bekerja di sawah untuk menghidupi keluarga," katanya sambil bercerita.
Huntap memiliki luasan terbatas, yakni satu ruang tidur, ruang tamu, WC, dan pekarangan. Namun Suparli tidak mempersoalkan ukuran yang terbatas itu, karena tetap mensyukuri dengan apa yang didapatkannya.
"Rasanya bahagia bisa mendapatkan huntap. Di tempat ini saya, istri, dan anak-anak, bisa berkumpul bersama," ucapnya.
Beberapa bulan di huntap, warga perlahan pulih dari trauma. Suparli pun membenarkan, tinggal di huntap telah memberikan rasa aman bagi warga. Biarpun bangunan terkesan sederhana, tiap kali turun hujan atap huntap tidak bocor.
"Ketika cuaca panas, warga masih bisa mencari udara dingin dengan membuka pintu depan. Kalau hujan tidak kalau bocor, aman di sini. Sementara rasa trauma perlahan hilang," tandasnya.