Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Warga Keluhkan Bau Kandang Ayam di Trenggalek, Musyawarah Belum Capai Kesepakatan

  • 15 May 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Sejumlah warga RT 34 RW 14, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, mempersoalkan dampak keberadaan kandang ayam di lingkungan mereka. Musyawarah yang telah dilakukan belum membuahkan hasil antara pihak pemilik kandang dan masyarakat yang merasa dirugikan.

    Zamroji (46), warga yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari pagar depan kandang ayam tersebut, mengatakan bahwa musyawarah yang digelar pada malam hari, Selasa 13 Mei 2025, belum menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Ia menerangkan bahwa musyawarah yang dihadiri oleh masyarakat RT 34, perangkat desa, dan pemilik kandang, berlangsung lancar meskipun terjadi perbedaan pendapat antara warga yang menerima keberadaan kandang dan warga yang masih keberatan.

    “Segala usaha selalu ada dampaknya. Bisnis kandang ayam juga berguna bagi lingkungan. Saya tidak membesar-besarkan, tetapi bau dari kandang ayam yang dipersoalkan di sini sangat jarang tercium,” ujar Zamroji.

    Zamroji dan keluarganya yang tinggal berdampingan dengan kandang menyatakan bau tidak sedap hanya tercium saat panen, ketika ayam-ayam dikeluarkan dari kandang. Ia menambahkan, kegiatan panen tidak dilakukan setiap hari.

    Menurut Zamroji, aktivitas harian di kandang seperti pemberian pakan juga tidak mengganggu ia dan keluarganya. Ia membenarkan bahwa kendaraan berat yang melintasi depan rumahnya untuk mengantar pakan atau mengambil ayam saat panen tidak setiap hari berlalu-lalang.

    “Pemilik kandang juga sudah menunjukkan itikad baik, seperti memasang paving di sepanjang jalan gang, yang dibuat oleh pemilik kandang,” jelasnya.

    Zamroji menjelaskan bahwa kandang ayam yang dipermasalahkan dimiliki oleh Masrurin, pria yang dulunya tinggal di RT 33 Desa Bendorejo, tetapi kini telah pindah ke Durenan.

    Kandang ayam tersebut, menurut Zamroji, telah berdiri selama lebih dari sepuluh tahun. Dahulu bentuknya masih terbuka seperti kandang tradisional, namun kini telah ditutup rapat dan sangat minim mengeluarkan bau tidak sedap.

    Ia mengonfirmasi bahwa kandang ayam saat ini menampung sekitar 20.000 ekor. Dengan sistem kandang tertutup yang digunakan sekarang, operasional sangat bergantung pada listrik. Jika listrik padam selama setengah jam saja, bisa terjadi kematian massal pada ayam.

    “Kandang ayam sekarang kan modern. Kalau listrik mati, zat amonia yang ada di dalam kandang tidak bisa terbuang dan bisa menyebabkan kematian seluruh ayam. Karena itu, di sana juga sudah disiapkan generator yang selalu siap digunakan,” terangnya.

    Lebih lanjut, Zamroji mengungkapkan bahwa masyarakat yang menolak kehadiran kandang hanya berjumlah kurang dari sepuluh orang pada musyawarah terakhir. Menurutnya, kondisi saat ini belum bisa dianggap darurat karena dampak buruk yang menjadi dasar keluhan warga sudah tidak terjadi.

    Zamroji mengatakan, pada musyawarah terakhir diputuskan untuk menunggu pemeriksaan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Peternakan terkait kelayakan kandang. Meski demikian, ia menilai suara masyarakat tetap penting.

    “Komplain dari masyarakat itu menjadi pengingat dan kontrol sosial bagi pemilik kandang,” tandasnya.

    Jurnalis Kabarr Trenggalek telah berusaha menghubungi pemilik usaha ayam, namun belum mendapatkan respon. 

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz