Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Usai 11 Tahun Menunggu, Warga Desa Botoputih Trenggalek Bangun Jalan Sendiri

Warga Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, patungan Rp30 juta untuk membangun jalan yang dijanjikan sejak 2014 namun tak kunjung terealisasi.

  • 13 Nov 2025 12:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Pembangunan dilakukan setelah 11 tahun menunggu janji
    • Dana pembangunan Rp30 juta berasal dari iuran lima keluarga

    KBRT - Setelah menunggu pembangunan sejak 2014, warga RT 17 RW 06, Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, akhirnya membangun jalan secara swadaya. Jalan sepanjang 120 meter dengan lebar 2,5 meter itu kini terpasang paving, hasil gotong royong lima keluarga setempat.

    Syamsul Arifin (34), warga yang ikut membangun, mengatakan bahwa proses pemasangan paving dilakukan pada Sabtu (25/10/2025). Ia menyebut, inisiatif ini muncul karena warga sudah bertahun-tahun menunggu janji pembangunan jalan dari pemerintah desa yang tak kunjung terealisasi.

    “Memang kami sudah tunggu-tunggu dari 2014, harapannya ada pembangunan dari desa, tapi tidak ada. Akhirnya masyarakat sini berinisiatif membangun jalan sendiri karena dulu susah sekali kalau hujan,” ujarnya.

    Syamsul menjelaskan, total biaya pembangunan mencapai Rp30 juta, seluruhnya berasal dari iuran lima rumah pengguna jalan sebesar Rp6 juta per keluarga.

    “Satu orang itu kena enam juta, jadi lima keluarga totalnya tiga puluh juta. Tidak ada dana dari luar, semuanya dari kami sendiri,” jelasnya.

    Sebelum dibangun, jalan tersebut sulit dilalui warga, terutama saat musim hujan. Tanjakan di pintu masuk jalan membuat anak-anak harus melepas sepatu saat berangkat sekolah agar tidak terpeleset.

    “Jangankan sepeda motor, jalan kaki saja susah. Becek seperti sawah. Kami menunggu lama dari pemerintah, tapi tidak ada, jadi kami bangun sendiri supaya bisa jadi motivasi bagi warga lain,” katanya.

    Hal senada disampaikan Sunarji (64), warga lain yang juga terlibat dalam pembangunan. Ia mengaku jalan lingkungannya sudah tiga kali diukur sejak 2014, namun tak kunjung dibangun.

    “Kami itu sudah malu. Kalau ada tamu atau mobil pengambil susu sapi, susah lewat. Makanya kami perbaiki sendiri,” ucapnya.

    Sementara itu, Sekretaris Desa Botoputih, Budi Utomo, membenarkan bahwa jalan tersebut memang sudah direncanakan untuk dibangun sejak 2014. Namun, keterbatasan anggaran membuat pemerintah desa harus menunda pelaksanaan proyek itu.

    “Usaha warga patut diapresiasi. Inisiatif mereka dalam bergotong royong membantu pembangunan desa bisa jadi contoh bagi masyarakat lain,” kata Budi.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz