Kabar Trenggalek - Bentangan sawah yang luas dan bangunan dua bendungan besar di Trenggalek belum menjadi indikasi ketahanan pangan yang aman, Kamis (22/12/2022).
Pasalnya, Trenggalek saat ini sedang mengalami krisis petani milenial. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek, mendapati hanya 8 persen di rentang umur 45 tahun ke bawah yang kini menjadi petani.
Data kasar itu menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemangku kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek untuk mencari stimulus daya tarik petani milenial.
"Ini kami perhatikan akan menjadi permasalahan serius di Trenggalek," terang Imam Nurhadi, Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan Sarana dan Prasarana Dispertapan Trenggalek.
Sementara itu, kata Imam, untuk memberikan stimulus daya tarik petani milenial di Trenggalek, dengan mendatangkan alat modern dan anak muda asli Trenggalek yang menjalankan.
"Contohnya kami mendatangkan alat dari PT Maxxi jadi operatornya dari kawula muda yang berdomisili di Trenggalek," tegasnya.
Selain itu, ada beberapa stimulus untuk memikat generasi milenial, seperti memberikan bantuan hortikultura seperti tanaman melon dan semangka. Sehingga generasi milenial sadar akan pentingnya bertani.
"Kami terus pancing untuk semangat generasi milenial bertani," ujarnya saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek dalam agenda pembagian pupuk organik 1.000 liter di Desa Wonoanti.
Disisi lain, Novita Hardini, Istri Bupati Trenggalek menegaskan program petani milenial itu akan diluncurkan pada tahun depan.
"Tahun depan ya, mohon doanya," tegas Novita yang enggan memberi bocoran programnya dengan detail kepada awak media.
BACA JUGA: