Kabar Trenggalek - Matahari mulai naik di atas ujung kepala manusia. Seniman Tatah Sungging Wayang Trenggalek, sedang menjalankan aktivitasnya. Seniman Trenggalek itu dengan hati-hati mengecat warna wayang kulit yang akan ia dagangkan, Rabu (29/9/2021).
Seniman itu adalah Anom Trio Setiawan, pria kelahiran 1993, RT 03 RW 01, Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan, Trenggalek. Anom menelateni seni Tatah Sungging Wayang sudah sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Berbekal ilmu dari almarhum bapaknya, Anom bisa menjadi seniman Tatah Sungging Wayang untuk mengumpulkan pundi-pundi rezeki.
"Awal mula saya ingat betul, waktu SD almarhum bapak yang mengajari saya seni Tatah Sungging Wayang," kata Anom.
Baca juga: Difabel Asal Trenggalek Konser Bareng Kementerian Sosial RI
Anom mulai menelateni seni Tatah Sungging Wayang dari Kota Surabaya. Kemudian, enam tahun yang lalu pindah ke Trenggalek. Anom, mengakui latar belakang dirinya menekuni seni Tatah Sungging Wayang karena ingin melestarikan budaya jawa dan selebihnya untuk melatih kesabaran. "Paling berkesan itu, seni Tatah Sungging Wayang ini sebagai melatih kesabaran, karena pembuatannya sangat butuh ketelatenan," terang Anom.
[caption id="attachment_3346" align=aligncenter width=1000] Anom Trio Setiawan dengan hati-hati mengecat warna wayang kulit yang akan ia dagangkan/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Anom mengaku sering mendapat kepercayaan dari pembeli luar jawa, Kalimantan, Sumatra, Irian dan Papua. Kepercayaan itu didapatkan dari keuletannya dalam membuat gradasi warna dengan cat pigmen sablon.
Baca juga: Pamrih, Kreator Seni Tari Jaranan Turangga Yaksa Khas Trenggalek Meninggal Dunia
"Pernah juga mendapatkan pesanan dari koleksi wayang di luar negeri. Namun itu perantara dari teman, dan juga sering mendapatkan pesanan dari dalang terkenal Trenggalek maupun luar Trenggalek," ungkapnya.
PandemiCovid-19 memberi dampak yang sangat besar bangi Anom. Ia bercerita rasa pahit karena harus rela mengembalikan uang muka yang sudah disetorkan.
"Pandemi saya harus banting harga. Contohnya kalau harga 500 ribu rupiah, sekarang hanya 200 ribu rupiah. Dan sempat kemarin sebelum pandemi banyak orderan [pesanan], kemudian pas masuk pandemi uang muka yang disetor diminta kembali, tapi ya tidak apa-apa," kata Anom sambil tersenyum.