Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Selepas Lebaran, Omzet Pedagang Busana di Trenggalek Turun 50 Persen

  • 07 May 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Selepas Lebaran, pedagang busana di pasar tradisional Trenggalek mengalami penurunan omzet hingga 50 persen. Selain karena berakhirnya Hari Raya Idulfitri, musim pernikahan dan masuknya tahun ajaran baru sekolah turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

    Nurul Hidayah (30), salah satu pedagang busana di Pasar Basah Trenggalek, menyatakan omzet penjualannya sejak April telah menurun drastis. 

    Jika sebelumnya dalam sebulan ia bisa meraup Rp10 juta, kini hanya mencapai Rp5 juta. Ia mengungkapkan, sejak awal 2025, penjualannya terus menurun.

    “Di awal tahun 2025 penjualan menurun, entah disebabkan apa, tapi saya merasakan ini adalah efek nyata dari efisiensi anggaran,” tegasnya.

    Wanita yang akrab disapa Nurul ini ditemui saat menjaga lapaknya di pusat Pasar Basah. Meski suasana pasar sedang sepi, ia tetap membuka lapaknya setiap hari. 

    Selain menjual berbagai pakaian untuk segala usia, ia juga menawarkan produk konveksi lainnya seperti taplak, serbet, dan seprai.

    Nurul telah berjualan selama tujuh tahun di Pasar Basah. Sebelumnya, ia berjualan cukup lama di Pasar Pon. 

    Namun, setelah insiden kebakaran, ia memutuskan pindah dan meninggalkan lapaknya yang telah ditempati lebih dari sepuluh tahun bersama ibunya.

    “Saat menjelang Lebaran, taplak meja menjadi barang yang paling dicari. Sampai dalam sebulan saya dapat menjual 10 lusin taplak meja,” ujarnya.

    Nurul merupakan warga Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, yang tinggal di RT 20 RW 8. Ia mengungkapkan bahwa jika memiliki modal lebih, ia memilih berjualan di rumah karena berdagang di pasar cukup membebaninya.

    Meski begitu, ia masih memiliki lapak di Pasar Pon, namun tetap memilih berjualan di Pasar Basah karena sudah terbiasa dan memiliki banyak pelanggan tetap di sana. 

    Nurul menjelaskan, dagangan paling mahal yang ia jual adalah seprai, dengan harga mulai dari Rp100.000. Seperti pedagang pasar lainnya, ia tetap bersedia tawar-menawar.

    “Seprai untuk kasur itu harganya mulai dari Rp100.000 ke atas, itupun cukup lama perputarannya,” pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz