KBRT – Produksi telur ayam di Kabupaten Trenggalek menunjukkan tren peningkatan sepanjang 2024. Pada semester awal, produksi sudah mencapai 1.981 ton atau sekitar 88,79 persen dari total produksi tahun ini yang hanya 2.231 ton.
Sugiharto, peternak ayam petelur asal Desa Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan, menyebut kenaikan produksi terjadi seiring bangkitnya kembali usaha peternakan setelah terpukul pandemi Covid-19.
“Waktu Covid kan harga anjlok, peternak banyak yang gulung tikar. Sekarang peternak ayam petelur mulai bermunculan lagi dan menambah populasinya,” ujar Sugiharto, Jumat (26/9/2025).
Sugiharto menuturkan, dari 800 ekor ayam petelur yang dipeliharanya, setiap 100 ekor dapat menghasilkan rata-rata 5 kilogram telur per hari. Hasil panen itu langsung dipasarkan ke pelanggan, seperti produsen roti maupun toko grosir.
Menurutnya, kenaikan produksi telur masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi di Trenggalek. Meski begitu, kondisi ini dianggap positif karena permintaan pasar yang terus meningkat membuat persoalan pemasaran tidak lagi menjadi kendala.
“Saat ini, harga dari saya di angka Rp 26.000 per kilogram, sudah cukup stabil selama beberapa waktu ini,” jelasnya.
Sugiharto menambahkan, harga pakan juga relatif stabil. Untuk memenuhi kebutuhan 800 ekor ayamnya, ia menghabiskan 13 karung pakan berukuran 50 kilogram, dengan harga Rp 335.000 per karung.
Pria yang sudah menekuni usaha ternak ayam petelur sejak 2015 itu menyebut kapasitas maksimal kandangnya hanya bisa menampung sekitar 1.000 ekor ayam.
“Ya mentok-mentok paling banyak sampai 1.000 ekor. Selain kandangnya yang tak ada, rasanya kalau pelihara segitu malah tak terurus dan kurang produktif,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menilai telur ayam kini sudah menjadi kebutuhan pokok yang jarang absen di dapur rumah tangga.
“Sebenarnya ya pengen nambah, tapi belum ada tempat yang mendukung,” ucap dia.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz