Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan supaya jemaah haji harus waspada penularan MERS-CoV di Timur Tengah. Oleh karena itu, jemaah haji diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selama berhaji.
MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus adalah turunan dari virus corona yang bermula di Timur Tengah. MERS-CoV dapat menyebabkan penyakit sistem pernapasan dan menimbulkan kematian. Kabar buruknya, sampai saat ini belum ada vaksin spesifik untuk mencegah infeksi MERS-CoV.
“Walaupun MERS-CoV belum menjadi kegawatdaruratan kesehatan, namun jemaah haji Indonesia harus tetap mewaspadai penularannya,” ujar Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, melalui keterangan di laman resmi sehatnegeriku.
Cara penularan MERS-CoV melalui kontak langsung dengan penderita MERS-CoV melalui percikan dahak (droplet) saat pasien bersin. Kunta mengatakan, karena MERS-CoV sampai saat ini belum ada vaksin spesifik untuk mencegah infeksinya, PHBS masih efektif untuk mencegah penularannya.
Jemaah haji diharapkan untuk rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau dengan disinfektan. Selain itu, penting untuk memakai masker saat beraktifitas terutama di kerumunan serta menutup hidung dan mulut bila bersin dan batuk. Jika jemaah haji memiliki masalah kesehatan, segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
“Kami berharap para jemaah haji untuk terus menerapkan protokol kesehatan, menjaga kondisi tubuh dengan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Jika tubuh sehat maka ibadah haji pun lancar,” ucap Kunta.
Sejalan dengan kewaspadaan MERS-CoV, Jemaah haji juga perlu mewaspadai Covid-19. Walaupun Covid-19 sudah tidak lagi berstatus darurat kesehatan global, namun kasus baru Covid-19 masih bermunculan hingga saat ini.
Oleh karena itu jemaah Haji diimbau untuk melengkapi vaksinasi Covid-19. Vaksinasi dosis lengkap sangat penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.