Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pupuk Subsidi Anjlok 480 Ton di Trenggalek, Petani Lirik Pupuk Organik

Petani Trenggalek dihadapkan dengan fenomena anjloknya jumlah pasokan pupuk subsidi. Dengan demikian, petani harus ekspansi menggunakan pupuk organik.

Anjloknya pasokan subsidi itu dikatakan Didik Susanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek. Didik menegaskan kurangnya pasokan tersebut memang sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat.Detailnya, pada tahun 2022 stok pupuk subsidi di Trenggalek merk NPK sebanyak 10.400 ton. Kemudian merk Urea 12.895 ton, dengan total jumlah sebanyak 23.295 ton. Sementara di tahun 2023 berkurang 484 ton.Rincinya di tahun 2023 untuk merk NPK 8.272 ton, kemudian Urea 13.975 ton, NPK Formula 565 ton dengan total 22. 811. Merespons fenomena anjloknya pupuk subsidi tersebut, pemerintah genjot penggunaan pupuk subsidi."Petani mulai bergeliat dengan membuat pupuk organik. Seperti pembuatan bio saka untuk penangkal hama dan pupuk organik padat untuk menyuburkan tanah," terangnya.Didik menegaskan, kala stok pupuk kimia subsidi berkurang, dirinya mengimbau masyarakat untuk memakai pupuk non subsidi. Selain itu, saat ini pihaknya terus memacu pupuk organik untuk jadi solusi."Pupuk organik sangat murah dan melimpah di masyarakat. Seperti kotoran hewan dan daun itu semua bisa digunakan pupuk organik," paparnya.Seperti di Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari, Didik memberi arahan untuk membuat pupuk bio saka dan praktek pupuk organik padat. Sebab, bahan tersebut sangat mudah didapatkan warga."Bahannya bio saka itu dari daun muda dan tidak tua minimal lima. Kemudian diremas sehingga menghasilkan elisitor untuk mencegah hama," ujar Didik.