Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pikiran Mundur Pemerintah Desa Trenggalek: Kendala Entaskan Susah Sinyal 

Pikiran mundur pemdes atau pemerintah desa Trenggalek masih menghantui. Hal itu tampak dari indikasi pengentasan wilayah susah sinyal yang mencakup dusun area blank spot. 

Kendala pengentasan wilayah susah sinyal tersebut dialami Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek. Pasalnya, pemdes saat ini masih berfikir pembangunan secara konvensional.  

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Trenggalek, Edif Hayunan Siswanto, mengatakan pada dasarnya Dana Desa (DD) bisa digunakan untuk pengadaan atau belanja internet.

"Hanya saja mindsetnya pemerintah desa, kalau tidak belanja hal yang tidak kasat mata itu namanya tidak membangun," kata Edif, Jumat (15/12/2023).

Diskominfo mengklaim sudah menawarkan sejumlah skema ke pemerintah desa untuk mengatasi blank spot di dusun. Namun hanya sedikit pemerintah desa yang menerima tawaran tersebut.

Tantangan ke depan, Edif akan mencoba untuk memacu kolaborasi penyedia ISP (Internet Service Provider) lokal dengan pemerintah desa.

"Kalau kepala desa terbuka dengan digitalisasi, Bumdesnya bisa dimanfaatkan dengan memberikan penyertaan modal kemudian kerjasama dengan ISP untuk mengatasi blank spot," tegasnya. 

Selain memberikan akses komunikasi yang lebih mudah untuk warga. Skema tersebut menurut Edif sebenarnya bisa menjadi peluang pemerintah desa untuk menambah penghasilan desa.

Edif menambahkan, pihaknya telah mencari solusi ke Kementerian Kominfo. Hasilnya, ia mendapatkan jawaban saat ini Kementerian Kominfo tengah fokus pada penggunaan internet satelit.

"Saat ini sudah diterbangkan Satelit Satria 1 [Satelit Republik Indonesia] di atas Kepulauan Jayapura. Harapannya ini benar-benar bisa menjadikan solusi untuk memberikan akses internet ke seluruh wilayah termasuk pegunungan," tegas Edif.

Saat ini di Trenggalek tinggal 17 dusun yang masih masuk kategori blank spot. Dusun-dusun tersebut mayoritas berada di pegunungan atau di lembah pegunungan sehingga pancaran sinyal dari BTS (Base Transceiver Station) sulit untuk penetrasi ke kawasan tersebut.

"Selama ini cara kita untuk memberikan akses internet ya dengan ISP karena kalau harus membangun BTS dari pihak provider belum tentu mau, dengan pertimbangan dari segi bisnis dan akses listrik yang tak stabil di dusun tersebut," tandasnya. 

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *