Peternak Cerdik Trenggalek, Tak Perlu Cari Rumput untuk Pakan Kambing
Suara kambing menggema di kandang ternak di wilayah Desa Jambu, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Puluhan kambing tersebut menghidupi tuannya sejak tahun 2019 silam.Benar saja ketika hari yang beranjak sore, terlihat delapan orang pemuda sedang beraktivitas di lokasi tersebut. Ternyata saat itu adalah waktu bagi mereka untuk memberi makan sekitar 50 ekor kambing.Mereka terlihat sibuk membagi tugas. Ada yang memberi makan, membawa pakan kambing, hingga mengambil pakan kambing dari tempat penyimpanan.Nampak terlihat aneh dari pakan yang diberikan pada hewan ternak kambing tersebut. Sebab, biasanya pakan yang diberikan kambing berupa rerumputan atau dedaunan hijau. Namun, yang diberikan berupa semacam dedaunan kering yang dihaluskan.Ternyata pakan tersebut merupakan pakan kambing yang telah disiapkan, sehingga peternak kambing lebih mudah karena tidak perlu lagi mencari pakan lain.[caption id="attachment_70802" align=aligncenter width=1280] Bagus Fatkurohman (32), owner peternak milenial Desa Jambu/Foto: Dok. Bagus[/caption]"Jadi istilahnya cara beternak kami tidak perlu ngarit, sebab pakan telah disiapkan sebelumnya dengan model keringan," ungkap Bagus Fatkurohman (32), owner peternak milenial Desa Jambu.Para peternak muda ingin mengubah konsep cara beternak secara umum. Sehingga, pakan ternak yang biasanya menggunakan dedaunan hijau, diganti dengan campuran berbagai limbah pertanian.Limbah pertanian yang dimaksud seperti bekatul, janggel, batang tanaman jagung, juga dedaunan kering, yang semua bahan tersebut telah dihaluskan. Semua bahan tersebut diramu sedemikian rupa, hingga bisa mencukupi asupan gizi yang diperlukan kambing."Jadi semua kebutuhan makanan seperti serat, protein dan sebagainya bisa tercukupi dengan pakan tersebut," katanya.Dengan pakan olahan tersebut bisa dikatakan proses beternak lebih efisien. Karena, setiap proses pembuatan pakan bisa untuk satu minggu hingga satu bulan pakan. Dari situ, para peternak tidak perlu lagi bingung untuk mencari pakan kambing-kambingnya.[caption id="attachment_70803" align=aligncenter width=1280] Bagus bersama kambing di kandang peternakannya/Foto: Dok. Bagus[/caption]Apalagi, proses pemberian pakan tidak dilakukan sembarangan agar pencernaan kambing bisa berjalan optimal untuk proses pembentukan daging. Pemberian pakan dilakukan sebelum pukul 07.00 WIB dan setelah pukul 16.00 WIB.Sehingga setelah makan, kambing bisa beristirahat sambil memamah biak. Sedangkan setiap harinya rata-rata satu ekor kambing menghabiskan pakan sebanyak satu kilogram."Dari situ proses peternakan kambing bisa lebih efektif dan efisien, hingga kambing lebih cepat gemuk dan layak jual. Sedangkan untuk saat ini proses penjualan kambing dilakukan secara manual," ungkapnya.Kendati demikian, para peternak tersebut kewalahan menghadapi pembeli, sebab proses penjualan sudah merambah ke luar pulau. Selain menyediakan kambing untuk keperluan daging, mereka menyediakan kambing untuk proses breeding, sehingga kambing-kambing tersebut dijual dalam keadaan bunting.Dari situ dalam setiap bulannya mereka bisa menghasilkan omset antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta di hari biasa. Bahkan omset tersebut bisa lebih jika ada event tertentu, seperti hari raya idul adha."Semoga saja dengan ini bisa semakin memotivasi generasi muda agar menjadi pejuang ekonomi ora kenal gengsi. Sebab kami juga menyediakan kambing untuk keperluan aqiqah," jelas pria 32 tahun tersebut.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *