KBRT — Hama keong sawah menjadi ancaman serius bagi petani di Kabupaten Trenggalek pada musim tanam padi tahun ini.
Di Kecamatan Watulimo, petani Kusnan mengaku harus bekerja ekstra untuk mengendalikan populasi keong yang merusak tanaman padi muda.
"Sebelum panen saat ini saya sibuk mengambil keong sawah, Mas. Karena kalau dibiarkan, dapat merusak padi," kata Kusnan.
Menurut Kusnan, keong sawah menyerang tanaman padi muda dengan memakan batang dan daun. Jika tidak dikendalikan, keong bisa menyebabkan gagal panen.
Di sawah miliknya seluas seperempat hektare, ia memperkirakan ada ribuan keong yang hidup subur di genangan lumpur.
"Keong itu kalau habis tanam seperti ini itu rawan sekali. Kalau usia padi sudah besar, dia tidak bisa makan karena teksturnya keras," jelasnya.
Ada dua metode yang umum digunakan petani untuk membasmi keong sawah, yakni dengan cara manual atau menggunakan pestisida. Namun Kusnan memilih cara manual karena dinilai lebih aman.
"Saya lebih pilih mengambil manual, Mas. Kalau disemprot obat memang mati semua keongnya, tapi matinya di dalam lumpur. Nah, cangkang keong itu kan tajam, itu bisa terkena kaki saat tandur. Kalau terkena kaki, sakit sekali," terangnya.
Dalam sehari, Kusnan bisa mengumpulkan setengah karung kecil keong. Proses pengambilan biasanya memakan waktu dua hari.
Ia mengaku pernah mengalami gagal panen akibat keong sawah karena lalai melakukan pengendalian. Sejak itu, ia rutin mengambil keong secara manual agar tanaman padi aman hingga panen.
"Dulu pernah itu setelah tanam langsung dihabiskan keong," kenangnya.
Para petani Trenggalek berharap ada dukungan dari pemerintah daerah, khususnya penyuluhan dan bantuan alat atau metode yang efektif untuk mengendalikan hama ini agar produktivitas padi tetap terjaga.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz