Film dokumenter “Tambang Emas Ra Ritek” karya anak muda Trenggalek masuk nominasi FFI 2025. Film ini mengangkat perjuangan warga menolak tambang emas.
Ahmad Dahlan, santri asal Sambirejo, Trenggalek, membuktikan ilmu pesantren tak berhenti di kitab. Ia terus belajar, berdoa, dan berbagi lewat usaha kaca hias dan mengajar ngaji.
Villa Puncak Watuagung hadir di Watulimo, Trenggalek, dengan konsep hunian modern bernuansa alam pegunungan, lengkap dengan fasilitas perbelanjaan dan pujasera kuliner.
Sinden Trenggalek berjuang menjaga tradisi wayang kulit di tengah tren hiburan modern seperti campursari dan tayub yang kian mendominasi.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, berpesan agar PPPK tak hanya berorientasi menjadi pegawai, tapi turut membantu pemerintah melayani masyarakat secara maksimal.
Trias Yuni Setiawan, pemuda asal Trenggalek, menemukan jalan hidupnya lewat usaha ternak ikan gurame setelah gagal bekerja di kota dan membantu biaya operasi kakaknya.
Karya barongan dan kuda yaksa buatan Purnomo, pengrajin asal Trenggalek, telah menembus pasar internasional. Ia khawatir seni tradisional tergeser versi printing.
Selama lebih dari dua dekade, Mamik Dian mencari nafkah di TPA Srabah Trenggalek. Dari tumpukan sampah, ia menyambung hidup keluarga.
Atlet muda Trenggalek, Frilla Amanda Putri dari PJB Polres Trenggalek, meraih medali perunggu di PON Bela Diri 2025 Kudus, Jawa Tengah.
Meninggalkan dunia medis, Anton Wigunawan, mantan perawat asal Pogalan, kini temukan kebahagiaan baru sebagai tukang pangkas rambut di kampung halamannya.
Cuaca panas bantu produsen kerupuk Trenggalek percepat proses pengeringan, namun penjualan belum meningkat karena permintaan pasar lesu.
Nasi Aroma SATUDUA buka cabang di Durenan Trenggalek. Sajikan banyak varian nasi beraroma dan khas dirasa, dengan suasana sawah yang sejuk dan tempat cozy.






















