Langit Pantai Mutiara tampak teduh siang itu, Ombak kecil berulang kali mengguyur pasir putih bekas pecahan karang, sementara itu, di tepi pantai, belasan pria berseragam selam warna hitam tampak sibuk memeriksa tabung dan regulator. Beberapa di antaranya mengangkut peralatan lain seperti wetsuit/drysuit, masker, fin, boots, BCD, sabuk pemberat dan pelampung menuju ke perahu.
Beberapa kali suara instruktur terdengar keras di sela angin laut yang membawa aroma pantai khas pesisir Watulimo. Tampak, mereka tengah bersiap mengikuti pelatihan selam profesional untuk mendapatkan sertifikasi resmi penyelam rekreasional (scuba diving). Program ini menjadi langkah awal pembentukan dive center di kawasan ekowisata Pantai Mutiara, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.
.jpg)
Menurut Kacuk Wibisono, perintis Pantai Mutiara, ini merupakan bagian dari tindak lanjut gagasan yang telah mereka menangkan saat mengikuti festival galaksi 2025 yang dihelat oleh pemerintah Trenggalek. Ia dan tim berhasil masuk 10 pengagas terbaik dalam lomba adu gagasan tersebut.
“Kemarin kami menang lomba festival galaksi, dan sertifikasi keahlian ini, salah satu langkah kami untuk membentuk dive center di Pantai Mutiara supaya profesional (5/11/25)” Ujarnya di sela-sela persiapan.
Pelatihan diikuti 14 peserta, terdiri dari 10 orang untuk Open Water Diver, tiga orang sertifikasi Advance Diver, dan satu orang lagi khusus Rescue Diver. Seluruh kegiatan difasilitasi oleh instruktur dari Professional Scuba School (PSS), bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Usai menata perlengkapan, rombongan menaiki perahu Juna menuju Pulau Rembeng. Ini Merupakan salah satu spot terbaik yang dipilih untuk latihan menyelam. Instruktur memberikan penjelesan tentang cara menggunakan peralatan sekaligus praktik langsung di depan peserta sertifikasi.
.jpg)
Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UINSA, Moch. Irfan Hadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari rencana pembentukan dive center di Pantai Mutiara, merupakan tempat yang menyediakan fasilitas dan layanan untuk aktivitas menyelam (diving), baik bagi pemula maupun yang sudah berpengalaman. Sebagai civitas akademika yang kerap membawa program-program konservasi laut di Trenggalek, ia berharap pokmaswas punya sertifikat keahlian resmi.
“Pengelola wisata harus benar-benar tersertifikasi agar kegiatan selam dilakukan dengan baik, benar, dan aman,” ujar Irfan.
Ia menegaskan, sertifikasi selam bukan sekadar pelatihan, tetapi bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan wisatawan dan pelestarian laut. Selain taat aturan ia juga menilai ini akan menambah kepercayaan wisatawan.
“Kalau pengelola membawa tamu menyelam tanpa lisensi, itu melanggar tidak sesuai aturan. Maka dengan sertifikasi ini, masyarakat pengguna akan merasa aman karena tahu yang membimbing mereka adalah orang bersertifikat,” tambahnya.
.jpg)
Instruktur selam Heri Herdiana dari PSS menjelaskan, pelatihan berlangsung intensif selama tiga hari dengan kombinasi sehari teori dan dua hari praktik. Ia sekalian mengajak keluarganya untuk menikmati panorama Pantai Mutiara.
“Hari pertama kami belajar teori, lalu praktik di laut dangkal, dan sekarang latihan di kedalaman sekitar 10 meter. Peserta juga kami bekali First Aid dan Water Rescue agar lebih siap di lapangan,” katanya.
.jpg)
Menurut Heri, Pantai Mutiara memiliki potensi besar untuk wisata bawah laut. Ia tak menyangka jika salah satu pantai andalan Trenggalek itu memiliki keindahan tiada duanya di Jawa Timur. Salah satu keunggulan pantai tersebut adalah tidak berarus besar.
“Saya pertama kali ke sini mengira lautnya biasa namun ternyata indah sekali. Dari atas Jalur Lintas Selatan (JLS) mirip Senggigi. Di bawah laut lebih bagus lagi, arusnya tenang, dan spot-spotnya unik. Ada Spot Pulau Rembeng yang batu-batuannya mirip Pulau Sangihe di Sulawesi,” ujar Heri.
Dandim 0806 Berpesan Jaga Lingkungan
.jpg)
Kegiatan ini juga melibatkan Letkol Inf Isnanto Roy Saputro, S.H., M.Si., Komandan Kodim 0806 Trenggalek, sebagai pengguna layanan pertama usai sertifikasi. Tim Pokmaswas dan instruktur selam mengajaknya mengikuti penyelaman, mulai dari penyiapan alat hingga praktik teknik dasar selam. Setelah menyelam, Isnanto memuji kondisi laut Pantai Mutiara.
“Luar biasa! Karangnya mantap, kondisi laut juga masih alami, banyak ikan Baronang ” terangnya usai naik ke permukaan. Ia menambahkan agar masyarakat tidak abai terhadap lingkungan di sekitarnya. Alih-alih hanya bisa dinikmati orang-orang sekarang, ia berharap bentangan alam yang terjaga juga bisa dinikmati generasi di masa depan
“Kalau dijaga baik, kelak bisa diberikan kepada generasi penerus. Pesan saya, terus jaga lingkungan dan alam kita untuk masa depan anak-cucu,” ujarnya.
Selain pelatihan, peserta juga belajar transplantasi terumbu karang untuk memperindah laut dan menambah atraksi bawah air. UINSA menegaskan komitmennya mendukung kegiatan konservasi di kawasan pesisir Trenggalek melalui pendidikan, riset, dan pelatihan masyarakat pesisir.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Tri

.jpg)












