Ekosistem laut di Indonesia semakin menghadapi tantangan berat akibat perkembangan pesat di wilayah pesisir. Meskipun pembangunan di kawasan tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian, eksploitasi yang tidak terkendali meninggalkan jejak kerusakan besar pada lingkungan. Oleh karena itu, penataan kembali keseimbangan ekosistem laut menjadi sangat penting demi menjaga kelestariannya.
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, kerusakan terumbu karang di Pantai Mutiara, Watulimo, mencapai 75% dari luas area 30.000 m². Hal ini berdampak langsung pada populasi ikan yang menurun drastis, memengaruhi hasil tangkapan nelayan.
Namun, melalui inovasi terumbu karang buatan yang dikenal sebagai Bioreeftek Cinta, ada upaya konkret untuk memulihkan ekosistem laut yang rusak ini.
Apa itu Bioreeftek Cinta?
Bioreeftek Cinta adalah terumbu karang buatan berbentuk hati yang dikembangkan sebagai solusi untuk memulihkan kerusakan ekosistem terumbu karang di perairan Trenggalek. Terbuat dari tempurung kelapa sebagai substrat alami dan menggunakan pemberat dari cor semen berbentuk hati, inovasi ini bertujuan untuk memberikan media bagi larva karang untuk menempel dan tumbuh, sekaligus melambangkan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan laut.
Bioreeftek Cinta juga melibatkan partisipasi masyarakat melalui program donasi, di mana setiap unit Bioreeftek yang ditanam diberi nama sesuai donatur. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berperan aktif dalam konservasi terumbu karang.
Karena melimpahnya tempurung kelapa di Trenggalek, penggunaan material ini menjadikan biaya penerapan teknologi lebih ekonomis dibandingkan metode lain. Selain itu, Bioreeftek ini mudah dipasang dengan pemberat berbentuk hati yang ringan, sehingga dapat diangkat oleh satu atau dua orang.
Apakah Bioreeftek Cinta Bermanfaat?
Sejak penerapannya pada tahun 2023, sebanyak 582 unit Bioreeftek telah ditanam di perairan Pantai Mutiara, ditambah lagi 240 unit pada tahun 2024. Secara total, terumbu karang buatan ini telah menempati 25% dari area yang rusak.
Pemantauan bawah air yang dilakukan oleh dinas terkait menunjukkan pertumbuhan karang jenis Acropora sp. serta munculnya berbagai jenis ikan seperti dakocan, sekartaji, dan kuwe sirip kuning. Hal ini secara langsung meningkatkan hasil tangkapan nelayan di kawasan tersebut.
Inovasi ini juga melibatkan masyarakat secara aktif melalui donasi. Setiap unit Bioreeftek yang ditanam diberi nama sesuai dengan donatur sebagai bentuk simbolis dari cinta dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan laut.
Selain membantu memulihkan ekosistem, Bioreeftek Cinta juga berpotensi menjadi ikon wisata bahari baru di Trenggalek. Kegiatan Mutiara Underwater Festival and Conservation (MUF ON) yang diadakan pada tahun 2023 dan 2024 menjadi daya tarik bagi wisatawan, menjadikan Taman Laut Karang Tresno, kumpulan Bioreeftek Cinta ini, sebagai salah satu destinasi wisata bawah laut.
Dengan target memulihkan 50% ekosistem terumbu karang di Pantai Mutiara pada tahun 2030, inovasi Bioreeftek Cinta diharapkan menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan laut di Trenggalek.
Bioreeftek Cinta terpilih sebagai inovasi terbaik kategori Perangkat Daerah Terinovatif dalam ajang Katulistiva Award yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek Tahun 2024.
Editor:Tri