KBRT - Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial termasuk dalam kelompok kepribadian dramatik. Perilaku cenderung aneh, penuh aksi untuk menonjolkan diri, dan cenderung emosional.
Gangguan kepribadian antisosial atau dikenal dengan psikopat, sosiopat, atau kepribadian asosial memiliki gangguan karakter kronis seperti menipu, pemaksaan dan melawan.
Gangguan kepribadian antisosial ini merupakan kelainan pada kondisi mental seseorang yang juga sering disebut sebagai antisocial personality disorder (ASPD) atau sosiopati (sociopathy).
Dirangkum tim kabartrenggalek.com, berikut penyebab gangguan kepribadian antisosial yang.
Daftar Isi [Show]
Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial
Seseorang dengan ASPD pada umumnya dapat terlihat sejak dini yang biasanya didiagnosa sebagai gangguan perilaku pada anak (conduct disorder). Perilaku ini ditandai dengan kecenderungan melakukan kebohongan, mencuri, melanggar peraturan, dan manipulatif.
1. Faktor Biologi
Dalam ilmu biologi, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial disebabkan karena memiliki level serotonin, zat kimia di dalam otak yang memiliki fungsi mengatur suasana hati, yang tidak normal. Level ini membuat pelaku mengalami kesenangan ketika melakukan hal yang ekstrem.
2. Faktor Genetika
Genetika juga memiliki kemungkinan mempengaruhi resiko terjadinya ASPD pada seseorang. Namun belum ada bukti langsung bahwa genetika berpengaruh dalam membentuk ASPD.
3. Gaya Hidup
Memiliki gaya hidup dengan menyalahgunakan obat-obatan dan minuman keras kerap memperburuk perilaku ASPD karena berada pada kondisi yang tidak sadar sehingga besar kemungkinan perilaku semakin ekstrim dan membahayakan.
4. Lingkungan
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatik terutama kekerasan di masa kecil juga bisa meningkatkan resiko adanya kelainan pada kepribadian. Resiko ini mulai terlihat saat remaja atau beranjak dewasa.
5. Jenis Kelamin
Dibandingkan anak perempuan, seseorang dengan ASPD cenderung terjadi pada anak berjenis kelamin laki-laki.
6. Riwayat Keluarga
Adanya anggota keluarga yang memiliki gangguan kepribadian juga berpotensi menurunkan kepada anggota keluarga lainnya terutama yang sedarah langsung.
Kabar Trenggalek - Edukasi