KBRT - Mengenali tanda dan gejala trauma adalah langkah penting dalam memahami dan mengatasi pengaruh traumatis pada kesehatan mental seseorang.
Setiap individu mungkin merespons trauma dengan cara yang berbeda, tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis trauma, latar belakang individu tersebut, dan tingkat dukungan sosial yang mereka terima.
Dilansir dari buku Healing Trauma karya Denny Prasetyo, berikut tanda dan gejala trauma yang patut diwaspadai.
Daftar Isi [Show]
- Kilas Balik (Flashbacks)
- Mimpi Buruk (Nightmares)
- Reaksi Fisik yang Berlebihan (Physical Reactions)
- Perasaan Cemas dan Takut (Anxiety and Fear)
- Perasaan Bersalah atau Malu (Guilt or Shame)
- Perubahan Mood dan Hasrat (Mood Swings and Apathy)
- Isolasi Sosial (Social Isolation)
- Ketidakmampuan Mengatasi Stres (Inability to Cope with Stress)
- Gangguan Tidur (Sleep Disturbances)
- Kehilangan Perasaan Aman (Loss of Safety)
- Gangguan Pencernaan dan Kesehatan Fisik Lainnya (Digestive Disorders and Other Physical Health Issues)
- Penghindaran terhadap Situasi atau Pengingat (Avoidance of Situations or Triggers)
Kilas Balik (Flashbacks)
Salah satu gejala yang paling umum dari trauma adalah pengalaman kilas balik, dimana individu merasa seperti mereka sedang mengalami kembali peristiwa traumatis tersebut. Ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Mimpi Buruk (Nightmares)
Orang yang mengalami trauma seringkali mengalami mimpi buruk yang terkait dengan pengalaman traumatis mereka. Ini dapat mengakibatkan gangguan tidur dan kelelahan.
Reaksi Fisik yang Berlebihan (Physical Reactions)
Seseorang yang mengalami trauma mungkin merasa gelisah, berkeringat, atau mengalami peningkatan denyut jantung saat mereka terpapar pada situasi yang mengingatkan pada trauma.
Perasaan Cemas dan Takut (Anxiety and Fear)
Kecemasan dan ketakutan yang berlebihan adalah gejala umum dari trauma. Individu mungkin merasa cemas atau takut dalam situasi yang sebelumnya tidak menjadi sumber ketakutan.
Perasaan Bersalah atau Malu (Guilt or Shame)
Orang yang mengalami trauma seringkali merasa bersalah atau malu, bahkan jika mereka tidak memiliki tanggung jawab atas peristiwa tersebut. Ini dapat mengganggu harga diri dan persepsi diri yang positif.
Perubahan Mood dan Hasrat (Mood Swings and Apathy)
Perubahan mood yang tiba-tiba, seperti kemarahan yang intens atau perasaan sedih yang mendalam, adalah gejala umum dari trauma. Individu juga dapat mengalami kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati.
Orang yang mengalami trauma seringkali cenderung menjauh dari hubungan sosial atau merasa sulit untuk berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial yang merugikan.
Ketidakmampuan Mengatasi Stres (Inability to Cope with Stress)
Trauma dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatasi stres sehari-hari. Mereka mungkin merasa terlalu tegang atau cemas dalam situasi yang sebelumnya tidak akan menimbulkan stres yang signifikan.
Gangguan Tidur (Sleep Disturbances)
Masalah tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan adalah gejala umum dari trauma. Hal ini dapat mengganggu pola tidur yang sehat.
Kehilangan Perasaan Aman (Loss of Safety)
Individu yang mengalami trauma mungkin merasa tidak aman atau khawatir akan ancaman yang tidak nyata. Perasaan ini dapat menyebabkan kehidupan sehari-hari yang konstan dalam kecemasan.
Gangguan Pencernaan dan Kesehatan Fisik Lainnya (Digestive Disorders and Other Physical Health Issues)
Trauma dapat memiliki dampak fisik, termasuk gangguan pencernaan, gangguan makan, dan gangguan lainnya.
Penghindaran terhadap Situasi atau Pengingat (Avoidance of Situations or Triggers)
Orang yang mengalami trauma seringkali berusaha untuk menghindari situasi atau pengingat yang terkait dengan pengalaman traumatis mereka.
Penting untuk diingat bahwa gejala trauma dapat muncul dalam berbagai kombinasi dan tingkat keparahan, dan mereka mungkin berkembang seiring waktu. Memahami tanda-tanda ini adalah langkah awal untuk membantu seseorang yang mengalami trauma.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Lek Zamz