KBRT - Prokrastinasi sering kali lebih dari sekadar keengganan atau kurangnya disiplin diri. Ini adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang dapat memicu perilaku menunda-nunda tersebut.
Dilansir dari buku Kiat Mengatasi Prokrastinasi karya Harry Lambert Consina, Salah satu faktor pemicu utama prokrastinasi adalah kecemasan atau ketakutan akan kegagalan. Ketika dihadapkan pada tugas atau kegiatan yang menantang atau penting, mungkin merasa cemas atau takut bahwa tidak akan berhasil, sehingga memilih untuk menghindari atau menunda-nundanya.
Kecemasan ini bisa timbul dari berbagai sumber, seperti tekanan sosial, ekspektasi yang tinggi, atau pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. Selain itu, kurangnya motivasi intrinsik juga dapat menjadi pemicu prokrastinasi.
Ketika tidak merasa terhubung secara emosional atau bermakna dengan tugas atau tujuan yang harus dicapai, maka cenderung menunda-nundanya atau melakukan tugas lain yang lebih memuaskan secara instan. Kurangnya motivasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya minat atau keinginan yang kuat, kurangnya penghargaan atau pengakuan, atau kurangnya keterhubungan antara tugas dan tujuan pribadi kita.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kecenderungan kita untuk melakukan prokrastinasi. Lingkungan yang kurang mendukung atau mengganggu, seperti kebisingan, gangguan, atau keterbatasan sumber daya, dapat membuat sulit bagi kita untuk berkonsentrasi atau fokus pada tugas yang harus dilakukan.
Selain itu, tekanan dari rekan kerja, teman, atau keluarga juga dapat memicu prokrastinasi, terutama jika kita merasa terbebani oleh ekspektasi atau harapan orang lain.
Tidak hanya itu, kurangnya keterampilan manajemen waktu atau pengaturan tujuan yang tidak jelas juga dapat menjadi faktor pemicu prokrastinasi. Ketika tidak memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana mengatur waktu atau memprioritaskan tugas, cenderung menunda-nunda atau menunda-nundanya tanpa arah yang jelas.
Demikian pula, ketika tidak memiliki tujuan yang jelas atau bermakna, mungkin merasa kehilangan motivasi atau arah, sehingga kita cenderung menunda-nundanya atau menunda-nundanya.
Dalam mengatasi prokrastinasi, dapat mengembangkan strategi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut dan mencapai potensi penuh. Dengan kesadaran diri dan komitmen untuk bertindak, dapat mengatasi prokrastinasi dan mencapai tujuan kita dengan lebih efektif dan bermakna.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz