Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Kurangi Mi Instan, SLBN Kampak Ajarkan Siswa Disabilitas Olah Mocaf Jadi Mi

  • 25 Jul 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kampak di Kabupaten Trenggalek menghadirkan inovasi makanan sehat untuk anak disabilitas dengan menciptakan Mi Sehat Mocaf (Miss Mo). Inovasi ini menjadi langkah alternatif dari maraknya konsumsi mi instan oleh siswa, yang dinilai kurang aman bagi anak berkebutuhan khusus.

    Kepala SLBN Kampak, Arif Ashari, menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi mi instan di kalangan peserta didik menimbulkan kekhawatiran karena kandungan pengawet, rendahnya nilai gizi, serta bahan dasarnya yang berasal dari tepung terigu.

    “Mi instan berbahan dasar tepung terigu mengandung gluten yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan, obesitas, bahkan memperburuk gejala autisme. Oleh karena itu, mi berbahan dasar terigu tidak direkomendasikan untuk anak berkebutuhan khusus,” ujar Arif.

    Berangkat dari kondisi tersebut, pihak sekolah berinovasi mengolah tepung mocaf, yaitu tepung berbahan dasar singkong, menjadi produk mi sehat yang lebih ramah dikonsumsi anak disabilitas. Selain aman, mocaf juga merupakan bahan lokal yang mudah dijangkau dan bernilai ekonomi.

    Sebelum adanya inovasi ini, tepung mocaf hanya diproduksi mentah dari singkong hasil lahan sekolah, tanpa pengolahan lebih lanjut. Hal ini membuat aktivitas pembelajaran vokasi siswa kurang variatif.

    ADVERTISEMENT
    Migunani
    Antusias pelajar dalam membuat mi. KBRT/Dokumentasi SLBN

    Kini, dengan adanya Miss Mo, peserta didik dilibatkan langsung dalam proses pembuatan mi mocaf sebagai bagian dari pelatihan vokasional. Mereka tak hanya belajar membuat mi, tapi juga memahami proses produksi pangan sehat, hingga potensi pemasaran.

    “Melalui inovasi ini, pembelajaran vokasional menjadi lebih hidup. Siswa tidak hanya belajar membuat, tapi juga dilatih berwirausaha, gotong royong, dan memiliki keterampilan hidup yang bisa mereka bawa ke dunia kerja,” lanjut Arif.

    Miss Mo diharapkan tak hanya bermanfaat bagi lingkungan sekolah, tetapi juga masyarakat luas, sebagai alternatif makanan sehat yang mengangkat kearifan lokal.

    Tujuan dari pengembangan Miss Mo antara lain:

    1. Mengembangkan keterampilan siswa disabilitas sesuai potensi masing-masing.
    2. Memberdayakan lingkungan sekolah secara produktif.
    3. Menyediakan makanan yang aman berbasis potensi lokal.
    4. Menumbuhkan semangat wirausaha sejak dini.
    5. Mengurangi ketergantungan terhadap produk berbasis terigu.

    Mi mocaf ini juga menjadi simbol semangat bahwa pendidikan anak disabilitas tidak hanya soal kurikulum akademik, tapi juga kemandirian dan kemampuan bertahan hidup secara berdaya.

    Kabar Trenggalek - Pendidikan

    Editor:Lek Zuhri

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita