Olah Singkong Jadi Mocaf, SLBN Kampak Trenggalek Kenalkan Produknya
Keberadaan panen pohon singkong yang melimpah di Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, dimanfaatkan oleh Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN). Manfaat tersebut dengan memodifikasi menjadi tepung MOCAF, Jumat (26/07/2024).MOCAF adalah Modified Cassava Flour. Prinsip yang digunakan untuk memproduksi tepung ini dengan proses fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (BAL).“Pertumbuhan bakteri tersebut menciptakan perubahan karakteristik pada tepung, seperti kenaikan daya rehidrasi, kemampuan melarut, viskositas, dan kemampuan gelasi,” papar Kepala Sekolah SLBN Kampak Arif Ashari.Selain itu, pengolahan MOCAF juga menghasilkan rasa dan aroma yang khas.Proses pembuatan tepung MOCAF terdiri dari pengupasan, penimbangan, pencucian, pemotongan, perendaman (fermentasi), pengeringan, penepungan, dan pengayakan.“Bahan baku yang diperlukan yaitu berupa singkong dan air bersih. Untuk membuat tepung MOCAF pertama-tama singkong dikupas kulit luarnya lalu dicuci menggunakan air mengalir sampai bersih,” paparnya.[caption id="attachment_75208" align=aligncenter width=1280] Hasil produk singkong menjadi Mocaf/Foto: Dokumen SLB Kampak[/caption]Setelah dicuci sampai bersih, dilakukan proses perendaman (fermentasi) dalam wadah tertutup selama 72 jam untuk menghilangkan zat beracunnya.Kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dengan menggunakan oven pada suhu awal 50 °C selama 8 jam lalu dilanjutkan pada suhu 60°C selama 10 jam hingga kering.Setelah itu, singkong yang telah kering digiling menggunakan mesin penggilingan dan dilakukan pengayakan dengan ukuran mesh 80 untuk memperoleh produk akhir yaitu tepung MOCAF.“Manfaat dari tepung MOCAF yang berbahan dasar singkong memiliki protein yang rendah namun kandungan karbohidrat yang tinggi. Tepung MOCAF juga tidak mempunyai zat gluten atau sering disebut gluten-free,” tandasnya.Tepung MOCAF dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu dan bisa menjadi alternatif pilihan diet bebas gluten untuk anak berkebutuhan khusus.Pengonsumsian tepung terigu dapat memicu alergi dan efek inflamasi, khususnya pada orang yang memiliki gluten intolerance, seperti orang yang memiliki sindrom autisme.Tepung MOCAF dinilai memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari tepung terigu dan memiliki kandungan lemak yang rendah.[caption id="attachment_75209" align=aligncenter width=1280] Tepung Mocaf hasil buatan SLBN Kampak/Foto: SLBN Kampak[/caption]Selain itu, keberadaan tepung MOCAF ini dapat menurunkan ketergantungan impor gandum karena Indonesia merupakan negara tertinggi keempat dalam hal impor gandum.“Kemudian tepung MOCAF lebih mudah dicerna, sehingga tepung MOCAF aman untuk dikonsumsi oleh orang yang memiliki gangguan pencernaan,” ujarnya.Lebih lanjut berbeda dengan tepung terigu yang tinggi akan kandungan glutennya, tepung MOCAF tidak mengandung gluten. Hal itulah yang menjadikan tepung MOCAF baik untuk penderita autis dan tidak menimbulkan alergi yang terkadang muncul akibat mengkonsumsi gluten.“Autisme pada anak disebabkan karena ketiadaan enzim dipeptidyl peptidase IV (DPP-IV) yang berperan dalam pencernaan protein gluten dan kasein. Contoh penanganan autisme dapat dilakukan dengan memberikan makanan bebas gluten dan bebas kasein kepada penderita autisme,” paparnya.Oleh karena itu, diet bebas gluten dan bebas kasein seperti penggunaan tepung MOCAF akan memberikan manfaat untuk kesehatan penderita autism.“Meskipun tepung MOCAF memiliki banyak kelebihan, tepung MOCAF juga memiliki kekurangan. Karena tepung MOCAF terbuat dari singkong yang tidak memiliki banyak kandungan protein, menjadikan kandungan protein tepung MOCAF sedikit dan tidak memiliki kandungan gluten seperti pada tepung terigu. Hal ini menyebabkan tepung MOCAF tidak elastis dan daya kembangnya kurang maksimal,” tandasnya.Sekedar mengetahui, tepung MOCAF tersebut bisa diproduksi oleh anak SLBN Kampak. Kemudian juga dipamerkan beberapa event resmi yang dilangsungkan oleh pemerintah kabupaten (pemkab).
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow