Bencana banjir yang melanda Kabupaten Trenggalek tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga merusak sawah petani. Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapan) Trenggalek mencatat, total sawah terdampak banjir mencapai 168,48 hektare.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispertapan, Imam Nurhadi, menjelaskan wilayah terdampak paling parah berada di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek.
“Kondisi tanaman sawah saat banjir rata-rata masih dalam masa persemaian bibit padi untuk ditanam,” ungkap Imam saat diwawancarai Kabar Trenggalek.
Imam merinci, padi yang telah ditanam dan berusia 10-15 Hari Setelah Tanam (HST) relatif tidak terdampak signifikan karena akarnya sudah kuat. Namun, sawah dengan usia tanam 1 HST seluas 1 hektare hancur diterjang banjir karena akarnya belum mencengkeram tanah dengan baik.
“Di Tamanan, persemaian padi seluas 2 hektare juga hilang tanpa sisa akibat banjir. Padahal, lahan itu seharusnya bisa meng-cover 40 hektare sawah. Selain itu, persemaian padi yang siap tanam dan sudah diberi pupuk daun ikut terdampak,” jelas Imam.
Selain padi, banjir juga merendam tanaman bawang merah seluas 0,1 hektare. Meski kecil, Imam memperkirakan hasil panen bawang merah di lahan tersebut akan berkurang.
Untuk membantu petani terdampak, Dispertapan Trenggalek telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mempercepat pengiriman bantuan berupa bibit padi.
“Kami berupaya mempercepat distribusi bantuan benih, meskipun realisasinya mungkin tidak penuh. Namun, kami berharap ini dapat meringankan beban petani,” tambahnya.
Banjir di Trenggalek ini tercatat menggenangi tiga kecamatan, yakni Pogalan, Karangan, dan Trenggalek. Dispertapan memastikan, selain di Kelurahan Tamanan, dampak banjir pada lahan pertanian di kecamatan lain tidak signifikan karena sebagian besar masih dalam tahap pengolahan tanah.
Editor:Tri