Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pelayanan Rumah Sakit Trenggalek Kurang Maksimal, Bupati Turun Tangan

Pelayanan ekstra dalam masyarakat terus digenjot. Salah satunya pelayanan strategis di dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedomo Trenggalek.

Sebelumnya, fenomena pelayanan rumah sakit plat merah itu mencuat kurang memuaskan masyarakat. Indikasinya banyak nilai bintang satu dan keresahan melalui media sosial (medsos) tentang RSUD dr. Soedomo Trenggalek.

Melihat kondisi demikian, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, langsung turun tangan untuk melakukan cek langsung dalam pelayanan rawat jalan di beberapa poli. 

"Kami hari ini ngecek di lokasi, mulai jam 6 saya sudah disini dan pada jam 7 kami apel bersama kepala dinas di Trenggalek untuk membantu asistensi pelayanan rumah sakit," terangnya saat dikonfirmasi. 

Mas Ipin, sapaan akrabnya, menemukan sumbatan terjadi dalam pendaftaran yang masuk sehingga pelayanan mengalami penumpukan. Karena, setelah berobat dari poli dapat resep, kemudian harus tukar obat di farmasi yang juga antriannya panjang. 

"Saya juga melihat gedung belakang rumah sakit ada yang barusan di renovasi, nanti bisa dibuat farmasi, jadi tidak campur. Sampai jam 10.00 wib tadi sebanyak 600 pasien yang harus mengantri, jadi ini banyak perbaikan yang harus dilakukan," terangnya. 

Saat melakukan sidak, Mas Ipin mengajak seluruh kepala dinas untuk melakukan pendampingan kepada pasien. Sehingga, pihaknya nanti bisa menjadi bahan evaluasi bersama dan merasakan apa yang juga dirasakan pasien. 

"Kami pengin memperbaiki pelayanan dengan tidak marah-marah. Saya juga sadar pelayanan di poli banyak dikeluhkan masyarakat, ada PR besar yang harus kami selesaikan bersama termasuk layout layanan," tegas Mas Ipin.

Tak hanya itu saja, Mas Ipin juga melakukan cek dalam farmasi, yang selama ini menyediakan obat dengan durasi hampir 1 jam setengah, sehingga kondisi demikian menjadi pelayanan kurang ideal.

"Pelayanan digital harus kita maksimalkan, isunya saat ini pelayanan digital kalah dengan pasien yang datang langsung di jam pagi. Nanti saya minta pelayanan digital bisa reservasi, artinya pasien minta dilayani jam berapa harus ada sehingga tidak menunggu lama," ucapnya. 

Menengok saat ini pelayanan masyarakat belum ada reservasinya, sehingga nanti secara digital harus diutamakan reservasi. Kemudian pendamping harus ada, kemudian di depan ruangan pelayanan poli belum ada petugas yang mengasistensi pasien. 

"Kondisi saat ini ada pasien mendapat nomor urut 3 dirinya tidak tahu harus kemana, tahunya menunggu dan mau ditinggal kemana mana juga khawatir nanti kelewat panggilannya," ujar Mas Ipin.