KBRT – Selepas kemeriahan pawai karnaval tingkat umum se-Kecamatan Trenggalek dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Minggu (24/08/2025), tumpukan sampah berserakan di sepanjang rute karnaval pusat kota.
Pantauan di Jalan Panglima Sudirman hingga Jalan H.O.S. Cokroaminoto, tepatnya sekitar pertigaan Pasar Sore Trenggalek, sampah plastik, botol minuman, hingga alas duduk bekas penonton tercecer di jalan dan trotoar. Pawai yang selesai sekitar pukul 14.00 WIB itu meninggalkan kondisi jalan yang kotor.
“Ini tadi sudah saya sapu tiga kali bolak-balik. Sampah dari jalan banyak yang tersapu angin sampai ke depan etalase toko,” ujar Haryati (54), penjaga toko sembako di sekitar Pasar Basah.
Saat ditemui pukul 15.30 WIB, Haryati masih membersihkan halaman tokonya yang dipenuhi sisa sampah penonton. Ia menyebut sebagian besar penonton enggan membuang sampah ke tempat yang tersedia.
“Yang buang sampah sembarangan ya penonton. Saking ramainya, paling melangkah sebentar ke tempat sampah sudah malas,” katanya.
Menurut Haryati, meski tempat sampah tersedia di trotoar jalan, kapasitasnya tidak mencukupi.
“Dua-duanya masih kurang, penontonnya kurang sadar, tempat sampahnya juga masih kurang,” jelasnya.
Ia berharap masalah sampah di momen acara tahunan seperti ini bisa diatasi dengan penanganan yang lebih baik.
Di sisi lain, petugas kebersihan mulai bergerak membersihkan jalur pawai sejak pukul 13.30 WIB. Haryono (39), petugas kebersihan area Pasar Sore, mengatakan ada sekitar 30 petugas yang diterjunkan.
“Mulai pukul 13.30 WIB, sekitar 30 orang dari tim petugas sudah membersihkan sampah penonton karnaval,” ungkapnya.
Tim kebersihan mengangkut sampah menggunakan truk yang biasa dipakai untuk pengangkutan dari TPS ke TPA. Namun, tidak semua sampah terangkut.
“Selesainya sekitar jam 15.15 WIB. Sampah-sampah yang tidak terlihat banyak memang sengaja ditinggal supaya mempercepat pengerjaan,” kata Haryono.
Ia menyebut sampah yang masih tercecer menjadi tugas petugas harian. Total sampah di sepanjang rute pawai lebih dari satu truk. Meski begitu, jumlahnya berkurang dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun ini sudah lebih sedikit sampahnya, karena pesertanya lebih sedikit dan karnaval di kecamatannya sendiri-sendiri,” ujarnya.
Haryono menambahkan, bulan Agustus menjadi periode sibuk bagi petugas kebersihan karena padatnya acara. Selain pawai budaya, festival Ekonomi Kreatif (Ekraf) juga menyisakan sampah dalam jumlah besar.
“Setelah Ekraf, setiap hari di jam 12 malam atau jam 3 dini hari, para petugas baru aktif membersihkan area festival,” jelasnya.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz