KBRT - Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Trenggalek menemukan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Trenggalek masih berada di bawah 5 persen. Temuan ini dinilai tidak sebanding dengan banyaknya event yang diselenggarakan di daerah tersebut.
Anggota Pansus LKPj DPRD Trenggalek, Iqmal Eaby Mugy Mahawidya, memaparkan bahwa pada tahun 2024 LPE Trenggalek tercatat sebesar 4,71 persen, lebih rendah dibanding LPE Provinsi Jawa Timur yang mencapai 4,93 persen.
"Angka LPE 2024 ini juga mengalami penurunan dibanding tahun 2023 yang berada di angka 4,92 persen. Padahal pada tahun 2023, LPE Jawa Timur mencapai 4,95 persen," jelas Iqmal. Ia menyoroti perlunya evaluasi terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Trenggalek.
“Kami ketahui bersama, misi Bupati Trenggalek adalah agar UMKM naik kelas. Lalu bagaimana konsep pengembangan UMKM ini bisa berjalan kalau LPE masih di bawah 5 persen dari target nasional?” paparnya.
Iqmal juga menyoroti banyaknya event tahunan seperti bazar dan pasar malam yang digelar di lokasi strategis seperti Pasar Pon dan Alun-alun Trenggalek.
“Kalau kegiatan pasar malam, bazar, maupun event lain yang berada di Pasar Pon atau Alun-alun itu tidak berdampak pada LPE, berarti tidak berhasil. Logikanya begitu. Fungsi membuat event seharusnya mendongkrak LPE. Kalau tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ya lebih baik tidak usah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang terlibat dalam event tersebut justru berasal dari luar daerah. Hal ini menunjukkan minimnya keberpihakan terhadap pelaku usaha lokal.
“Saya harap agar dilakukan evaluasi terus-menerus. Meski kalau dilihat dari target LPE yang dicanangkan sebesar 4,5 persen dan realisasi mencapai 4,71 persen itu mengalami kenaikan, tetapi tetap saja masih di bawah 5 persen,” tandas politisi Demokrat tersebut.
Kabar Trenggalek - Politik
Editor:Lek Zuhri