Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Lebaran Kurang 3 Hari, Penjual Bunga Sekaran Musiman Kembali Melapak

  • 28 Mar 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Menjelang Hari Raya Idulfitri, kegiatan ziarah atau nyekar kembali ramai dilakukan. Tradisi ini tidak hanya bernilai positif bagi peziarah, tetapi juga membawa berkah bagi para penjual bunga sekaran di Trenggalek yang mulai berjualan.

    Seperti Supini (71), penjual kembang sekaran di depan pemakaman umum Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan. Ia mulai berdagang kembali pada Kamis (27/3/2025) sejak pukul 09.00 WIB.

    "Saya berdagang mulai hari ini sekitar pukul 09.00 WIB. Meski peziarah belum sepadat besok atau lusa, saya tetap berjualan untuk menambah uang saku ketiga cucu saya," ujarnya.

    Supini telah berjualan kembang sekaran secara musiman selama belasan tahun. Ia adalah pedagang pertama yang berjualan di depan pemakaman umum Ngadirenggo sebelum beberapa pedagang lain ikut berjualan.

    "Meski penjualan saya berkurang, saya tidak mempermasalahkan, karena mereka mencari rezeki sendiri, dan rezeki saya sudah diatur oleh Allah. Tiga cucu saya tinggal bersama saya sejak orang tua mereka meninggal pada 2016," ungkapnya.

    Supini menjual bunga sekaran di bawah gubuk kecil beratap terpal yang dibuatkan oleh cucu laki-lakinya. Ia biasanya pulang ke rumahnya yang tak jauh dari pemakaman sekitar pukul 16.00 WIB.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Hari ini hanya terjual beberapa bungkus saja. Sebungkus bunga sekaran saya jual dengan harga Rp5.000, walau kadang ada yang minta dua bungkus seharga Rp5.000," tandasnya.

    Ia mengakui sebagian bunga yang dijual merupakan hasil tanamannya sendiri, tetapi untuk bunga kenanga, ia mendapatkannya dari pedagang lain.

    "Bunga kenanga saya dapat dari pedagang di Kecamatan Karangan. Baru hari ini ia mengirimkan dengan harga Rp120.000 per kilogram," jelasnya.

    Supini menyadari bahwa harga bunga kenanga cukup mahal. Namun, ia menyiasatinya dengan mencampur bunga kenanga dengan jenis bunga lain agar bisa dijual dalam banyak bungkus.

    "Hasil berjualan bunga sekaran sangat membantu saya dan ketiga cucu saya. Sejak anak saya meninggal, pasangannya sudah menikah lagi dan tidak bisa mengasuh anaknya, jadi saya yang merawat cucu-cucu saya," pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf