KBRT — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Trenggalek menyoroti persoalan kekurangan tenaga pendidik dan pentingnya percepatan transformasi digital di dunia pendidikan daerah. Isu itu mencuat setelah pelantikan pengurus baru masa bakti 2025–2030 di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kelurahan Surodakan, Rabu (29/10/2025) kemarin.
Ketua PGRI Trenggalek, Catur Winarno, menyampaikan komitmen organisasinya untuk ikut memperkuat profesionalisme guru serta mempercepat sosialisasi kurikulum melalui pembelajaran mendalam. Menurutnya, sebagian pelatihan dari pemerintah belum menjangkau seluruh tenaga pengajar.
“PGRI akan menggelar bimbingan teknis di 14 kecamatan agar semua guru mendapat peningkatan kapasitas yang sama. Tahun depan, kegiatan ini tetap kita kawal,” ujar Catur.
Selain itu, Catur menilai kekurangan guru menjadi persoalan paling mendesak yang harus segera diatasi agar mutu pendidikan di Kabupaten Trenggalek tidak menurun. Ia mencontohkan masih ada sekolah negeri dengan jumlah rombongan belajar lebih banyak dari tenaga pengajarnya.
“Bahkan ada sekolah yang punya sembilan kelas tapi gurunya juga sembilan. Ini tentu tidak ideal karena guru mata pelajaran membutuhkan pembagian tugas yang proporsional,” ungkapnya.
PGRI, lanjut Catur, mendorong pemerintah untuk mempercepat proses rekrutmen guru. Sambil menunggu kebijakan pusat, pihaknya menawarkan beberapa solusi, seperti sistem moving class—di mana siswa berpindah ruang sedangkan guru tetap di kelas tertentu—serta penugasan silang antar sekolah yang kekurangan dan kelebihan guru.
Di sisi lain, Catur menilai transformasi digital dalam pendidikan tidak bisa dihindari. Pemerintah pusat juga mulai menyalurkan bantuan infrastruktur digital, seperti Smart TV, untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
“Kami akan memastikan pemanfaatan perangkat digital dari pemerintah berjalan efektif untuk kegiatan belajar,” tegasnya.
Catur menambahkan, adaptasi teknologi di kalangan guru masih beragam. Guru muda dinilai lebih cepat menyesuaikan, sedangkan guru senior memerlukan dukungan pendampingan agar tidak tertinggal.
“Kolaborasi antar generasi guru sangat penting. Kalau sarana dan prasarana tersedia, insyaallah semua bisa berjalan baik,” tutupnya.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Zamz














