KBRT - Madumongso, jajanan khas berbahan dasar ketan dengan cita rasa manis legit, selalu menjadi favorit saat Idulfitri. Hampir setiap rumah menyajikannya sebagai kudapan khas, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap camilan tradisional ini.
Ari Setyo Putra (31), pemilik Jenang Andika, rumah produksi madumongso dan jenang di RT 11 RW 05 Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, mengaku setiap tahun selama Ramadan harus menyiapkan lebih dari satu ton madumongso untuk memenuhi permintaan pasar.
"Untuk mencukupi permintaan dari berbagai pengecer dan pasar, selama bulan Ramadan saya harus menyediakan satu ton madumongso. Jumlah tersebut stabil dan tidak berkurang setiap tahunnya," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ari itu mengatakan bahwa usaha yang dijalankannya sudah ada sejak zaman kakeknya dan berkembang pesat saat dikelola oleh ayahnya.
"Tidak hanya pasar lokal, di Taiwan ada sebuah toko yang khusus menjual makanan dan barang Indonesia. Setiap Lebaran, mereka memesan 200 kilogram madumongso dari sini melalui eksportir di Jakarta," ungkapnya.
Selain madumongso, Ari juga memproduksi jenang dan salak, yang biasa digunakan dalam adat pernikahan atau acara lain seperti mitoni dan brokohan. Menurutnya, pesanan jenang dan salak meningkat saat musim pernikahan tiba.
"Jenang dan salak hanya diproduksi saat ada pesanan dari orang hajatan atau acara lain, sedangkan madumongso tetap kami produksi sepanjang tahun karena daya simpannya yang cukup lama," tandasnya.
Kini, dalam produksi madumongso dan jenang, Ari telah menggunakan mesin pengaduk untuk menggantikan tenaga manusia, karena proses pengadukan merupakan pekerjaan berat. Namun, saat Kabar Trenggalek berkunjung, Ari tidak dapat menunjukkan proses pembuatan madumongso karena selain karyawan dilarang masuk ke ruang produksi.
"Saat ini, yang mengerjakan proses produksi adalah kerabat sendiri dan dibantu sekitar delapan orang selama Ramadan untuk tahap pengemasan madumongso. Di luar bulan Ramadan, kami biasanya mengemasnya sendiri," jelasnya.
Pada Ramadan tahun ini, Ari mengungkapkan bahwa hampir seluruh bahan baku mengalami kenaikan harga. Namun, ia tetap mempertahankan harga jual agar tetap terjangkau oleh pembeli.
"Mulai dari kelapa, ketan, hingga gula, semua bahan baku tahun ini naik. Tetapi saya tidak menaikkan harga agar tetap terjangkau oleh pembeli," pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Lek Zur