Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Coban Tawang Pogalan, Air Terjun Asri yang Jarang Terjamah

  • 23 Aug 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Di ujung Desa Ngulan Wetan, Kecamatan Pogalan, terdapat sebuah air terjun kecil yang tersembunyi di antara perbukitan dan rimbunnya pepohonan. 

    Warga setempat menyebutnya Coban Tawang, air terjun dengan tinggi tak lebih dari 10 meter namun menawarkan suasana tenang, alami, dan masih jarang dijamah manusia.

    Akses menuju Coban Tawang terbilang menantang. Jalan setapak yang dibangun oleh pemilik kebun di sekitar lokasi menjadi satu-satunya jalur. 

    Meski sepeda motor bisa dipacu hingga ke atas, hanya mereka yang terbiasa dengan medan terjal yang mampu melaluinya.

    “Walaupun sepeda motor bisa sampai atas, bagi yang belum terbiasa akan sulit dan cukup bahaya,” ujar Rohmad (29), warga Dusun Jati Malang, Desa Ngulan Wetan.

    Jalur menuju Coban Tawang dimulai dari jalan lingkungan di sebelah utara Pasar Blimbing. Jalan paving mulus hanya mengantar hingga Dam Blimbing. 

    Setelah itu, pengunjung harus melanjutkan perjalanan melewati jalan setapak cor yang naik-turun sejauh sekitar 2,5 kilometer.

    Kicau burung liar, udara segar, dan hijaunya pepohonan menjadi teman perjalanan, meski jurang di tepian jalur menghadirkan tantangan tersendiri.

    “Dulu sempat banyak orang luar desa ke sana untuk mandi, tapi sekarang sudah sangat jarang kelihatannya,” kata Rohmad.

    Menurutnya, Coban Tawang menawarkan pengalaman berkesan, tetapi tidak cocok dijadikan objek wisata umum karena akses yang ekstrem. Risiko longsor di musim hujan juga kerap terjadi di sekitar perbukitan. 

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Namun, bagi pecinta olahraga trekking atau jogging santai, jalur menuju air terjun ini bisa menjadi destinasi akhir yang menarik.

    “Sampai ke atas kira-kira hampir setengah jam kalau pakai sepeda motor. Itu bagi orang yang belum terbiasa,” tambahnya.

    Sepanjang perjalanan menuju Coban Tawang, pemandangan warga yang bekerja di lahan pertanian atau mencari rumput akan menemani. 

    Area sekitar air terjun banyak ditumbuhi tanaman penghidupan warga seperti durian, singkong, hingga cengkeh. Bahkan, menurut cerita, dahulu masih ada rumah-rumah warga yang berdiri di sekitar Coban.

    “Durian, singkong, sampai cengkeh sudah ditanam warga sejak dulu. Bahkan, ceritanya dahulu di sekitar Coban masih berdiri sejumlah rumah warga,” jelas Rohmad.

    Ia mengungkapkan, air dingin khas pegunungan di Coban Tawang dulu juga sempat menjadi sumber kebutuhan sebagian masyarakat. 

    Karena jarang dikunjungi, ekosistem alami seperti pakis, pepohonan besar, bahkan ikan hingga sidat masih bisa ditemukan.

    “Di coban, ikan-ikan atau bahkan sidat dulu masih sempat ditemukan. Tapi jarang ada yang mengambil,” ucapnya.

    Rohmad berpesan, siapa saja yang ingin berkunjung ke Coban Tawang sebaiknya tidak sendirian. Medan yang sepi dan liar perlu dihadapi dengan kewaspadaan.

    “Di sana suasananya masih asri, memang indah tapi harus diingat kalau Coban Tawang itu hutan, harus selalu hati-hati dan waspada,” tutup dia.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Wisata

    Editor:Zamz