Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Harga Kelapa Tembus Rp17.000, Penjual di Trenggalek Mengaku Baru Kali Ini Naik Tinggi

  • 11 Apr 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRTHarga kelapa di Trenggalek kembali naik usai Lebaran. Setelah sempat melonjak dari Rp7.000 menjadi Rp14.000 per butir untuk ukuran besar, kini harganya menyentuh angka Rp17.000. Kenaikan harga tersebut menjadi yang tertinggi yang pernah dirasakan Amini (60), penjual kelapa asal Desa Wonocoyo.

    Amini yang berjualan setiap hari di Pasar Jarakan, Trenggalek, mengatakan dirinya sudah berjualan kelapa sejak 40 tahun lalu. Selain kelapa, ia juga menjual buah-buahan hasil tanam sendiri, seperti pisang dan pepaya.

    “Dahulu kelapa paling mahal di harga Rp6.000, tetapi sejak bulan puasa tiba-tiba dari pengepul harganya naik jadi Rp9.000. Bahkan sekarang kelapa tambah naik lagi, ukuran paling kecil saya dapatkan sudah Rp10.000,” ujar Amini, Kamis (10/04/2025).

    Ia menjelaskan, kenaikan harga kelapa membuat penjualannya menurun. Jika sebelumnya ia bisa menjual 20 butir kelapa dari masing-masing ukuran dalam dua hari, kini ia hanya mengambil 10 butir dan baru habis dalam tiga hingga empat hari.

    “Saya ambil untung dua ribu rupiah per butir. Sekarang kelapa kecil saya jual Rp12.000, kelapa sedang Rp15.000, dan yang besar sudah sampai Rp17.000,” terangnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Menurut Amini, banyak pembeli yang langsung membatalkan pembelian setelah mendengar harga. Bahkan, tidak sedikit yang membandingkan harganya dengan penjual lain.

    “Saya tidak masalah ditawar, saya juga jujur soal harga dari pedagang. Kalau dapat murah, ya saya jual murah juga. Tapi sekarang harga dari sananya memang sudah tinggi,” katanya.

    Amini bercerita, ia pernah berjualan di Pasar Pon sebelum kebakaran melanda. Namun karena usia yang sudah lanjut, kini ia memilih berjualan di Pasar Jarakan dan dibantu anak-anaknya.

    “Saya berjualan setiap hari di sini. Dari rumah saya angkut dagangan pakai sepeda onthel. Meski anak-anak sudah melarang, saya tetap jualan biar punya pegangan kalau ada kebutuhan mendadak, atau sekadar kasih uang jajan ke cucu kalau datang ke rumah,” pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf