KBRT – Tingginya harga kelapa di trenggalek butiran membuat warga memilih membeli kelapa parut sebagai solusi praktis untuk tetap menghadirkan masakan bersantan.
Rokim (70), pedagang kelapa parut di Pasar Basah Trenggalek, mengatakan kelapa parut lebih terjangkau karena bisa dibeli sesuai kebutuhan.
“Kan bisa jual sesuai permintaan pembeli, mulai dari Rp3.000 ibu-ibu rumah tangga sudah dapat kelapa untuk dimasak. Tidak perlu mengupas atau memarut, sampai rumah tinggal diperas santannya,” ujar Rokim.
Menurutnya, harga kelapa butiran yang sempat naik saat bulan puasa masih bertahan hingga sekarang. Kelapa ukuran besar dijual Rp15.000 per butir, sementara untuk ukuran jumbo bisa mencapai Rp17.000–Rp18.000. Jika ditambah ongkos parut, harga kelapa utuh bisa mencapai Rp20.000.
“Sama saja, pembeli di sini itu sudah terbiasa dengan harga yang bertahan beberapa bulan ini. Malah pembeli merasa lebih murah karena saya ambil kelapa langsung dari petani,” kata Rokim.
Dalam sehari, Rokim mampu menghabiskan lebih dari 150 butir kelapa. Pelanggannya mayoritas pelaku usaha, meski ibu rumah tangga juga banyak membeli dalam jumlah kecil.
Untuk memenuhi kebutuhan dagangannya, Rokim setiap pagi berkeliling membeli kelapa langsung dari petani hingga ke wilayah Dongko dan Pule. Karena itu, ia baru membuka kios sekitar pukul 09.00 WIB dan tutup pada sore hari.
“Habis subuh, saya pergi belanja kelapa ke petani-petani desa mana saja yang menyediakan kelapa. Jadi buka di pasar bisa sampai jam 09.00 lalu pulang jam 17.00 WIB karena ibu-ibu biasanya beli sore hari,” jelasnya.
Selain daging kelapa, Rokim juga memanfaatkan bagian lain seperti air dan batok kelapa. Air kelapa biasanya diambil untuk bahan pupuk organik, sementara batok dimanfaatkan sebagai bahan bakar memasak.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz