Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai di Trenggalek Melambung Tinggi
Menjelang Hari Raya Natal 2023 dan perayaan Tahun Baru 2024, harga cabai di Trenggalek melambung tinggi. Kenaikan harga cabai itu dirasakan oleh para pedagang Pasar Basah Trenggalek.Saropah (70), salah satu pedagang cabai di Pasar Basah mengaku merasakan pedasnya harga cabai. Sepuluh hari yang lalu, dirinya mengaku sempat merasakan puncak kenaikan harga cabai rawit di angka Rp90.000. Saat berita ini diterbitkan, harga cabai rawit masih tergolong tinggi di kisaran Rp80.000.Sebelumnya di bulan November, harga cabai rawit di Pasar Basah berada di angka Rp75.000. Saropah menyebutkan harga cabai terus melonjak menjelang natal dan tahun baru (nataru).Hal serupa disebutkan oleh Sumarlin (53), pedagang cabai di Pasar Basah. Ia mengaku jelang nataru harga cabai selalu melonjak dan tak dapat diprediksi."Perubahan harganya terus melonjak, kan sekarang harganya tidak bisa di pastikan, naik turun, naik turun gitu" jelas Sumarlin.Sumarlin menambahkan, "Untuk jenis cabai rawit kemarin Rp90.000 per kg, tetapi saat ini Rp85.000 per kg. Untuk enis cabai merah besar Rp85.000. Saat ini kemungkinan harganya masih tetap. Untuk cabai keriting Rp70.000 per kg".Penyebab harga cabai di Trenggalek tinggi terjadi karena keterlambatan pengiriman dari pemasok. Selain itu, musim kemarau panjang menjadi faktor kenaikan harga cabai."[Harga] cabai menaik itu terutama ya barangnya telat dari sananya [pemasok]. Terus menjelang Natalan ini kan semua naik mau Tahun Baru semua ganti harga" terang Sumarlin."Musim seperti ini [musim kemarau] mempengaruhi pasokan cabai, merosotnya banyak. Soalnya harga ya gitu melambung. Petani gak ada hasil, soalnya kemarau gak ada air," tambahnya.Kenaikan harga cabai membuat para pedagang surut pembelian. Pasalnya, pembeli yang sebelumnya membeli satu kilogram, saat ini lebih memilih untuk membeli 1/2 kilogram. Hal inilah yang dikeluhkan oleh Saropah."Kadang naik, kadang turun. Kalau harga [cabai] mahal gini ya menurun, biasanya satu kilogram jadi setengah kilogram karena mahal," tandas Saropah.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *