Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Hadapi Musim Kemarau, Petani Trenggalek Beralih Tanam Jagung

  • 25 Apr 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Musim kemarau telah tiba, dan sejumlah petani di Trenggalek mulai beralih menanam jagung yang dinilai lebih tahan kekeringan. Perawatannya yang relatif mudah serta harga jual yang memuaskan membuat sebagian petani optimistis menanam palawija ini.

    Sarno (84), petani asal Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, mengaku akan menanam jagung di seluruh lahan sawahnya yang seluas 140 ru. Karena sawahnya yang berada di timur lapangan Ngetal tidak mendapatkan aliran irigasi seperti sawah di barat, Sarno memasang perangkat listrik untuk menghidupi pompa air.

    “Tahun lalu saya mendapatkan sekitar 1 ton jagung dari sawah saya. Saat itu harga juga bagus, satu kilogram jagung dihargai Rp9.000, ya kira-kira dapat Rp9 juta,” ujarnya.

    Sarno, yang saat itu ditemui sedang membakar jerami, menjelaskan bahwa dalam satu tahun sawahnya hanya bisa ditanami padi sekali. Sisanya, ia menanam jagung dengan masa panen sekitar empat bulan.

    “Petani di sepanjang sawah timur lapangan ini akan menanam palawija selama dua musim. Para petani di sini juga senang karena mulai dari bibit hingga penjualan semua ditampung oleh satu orang,” ungkapnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Ia menyebut hasil panen padi cukup untuk kebutuhan beras keluarganya, termasuk anak dan menantunya. Jagung, menurutnya, adalah sumber penghasilan utama selama musim kemarau.

    “Biasanya sisa satu atau dua karung, yang penting tidak dijual ya cukup. Tapi menanam jagung itu tidak membuat saya repot karena selepas panen bisa langsung dijual dengan harga yang bagus,” jelasnya.

    Sarno menambahkan, hasil panen jagung biasanya langsung dijual setelah dikupas dari kulitnya, tanpa harus memisahkan dari tongkol. Penyiraman rutin juga tidak jadi masalah karena listrik sudah tersedia.

    “Kalau sawah sebelah barat kan pakai ipan, petugas pengairan. Berbeda dengan sebelah timur yang irigasinya tidak berjalan. Ipan biasa dibayar 10 kilogram beras untuk setiap 100 ru sawah yang dia kelola,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf