Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Harga di Trenggalek Anjlok, Petani Cabai Pilih Jual ke Tulungagung demi Untung Lebih Besar

  • 26 May 2025 12:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Harga cabai keriting di Kabupaten Trenggalek yang anjlok membuat petani memilih menjual hasil panennya ke luar daerah. Salah satunya Muhammad Hadi (26), petani asal Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari, yang memasarkan cabainya ke Tulungagung demi mendapat harga lebih tinggi.

    “Di sini saya hanya mendapat harga Rp 5.000 untuk satu kilogram cabai keriting, tetapi kalau di Tulungagung saya dapat di harga Rp 9.000,” ujar Hadi kepada KBRT, Senin (26/05/2025).

    Hadi menyebut, selisih harga sebesar Rp 4.000 per kilogram merupakan perbedaan yang besar bagi petani kecil seperti dirinya. Karena itu, ia rela menempuh jarak lebih dari 15 kilometer ke Desa Macan Bang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

    “Ya syukur, sudah dapat harga lebih baik saya juga diberi uang bensin karena sudah berlangganan di sana,” terangnya.

    Menurut Hadi, harga cabai keriting di tangan konsumen saat ini masih berada di kisaran Rp 16.000–Rp 17.000 per kilogram. Ia mengaku heran karena harga jual dari petani sangat jauh berbeda dibanding harga di tingkat konsumen.

    “Kadang bingung juga, kenapa harga di konsumen bisa jauh lebih tinggi dari yang kami terima,” keluhnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Hadi memiliki lahan tanaman cabai seluas 35 ru (sekitar 1.400 meter persegi). Ia baru dua tahun menekuni profesi sebagai petani cabai. Sayangnya, musim panen raya kali ini terganggu banjir yang melanda pada 19 Mei 2025.

    “Tanaman cabai saya hampir menginjak usia 4 bulan, usia yang seharusnya jadi panen terbesarnya,” ungkapnya.

    Banjir yang merendam sawahnya mengakibatkan sebagian besar tanaman rusak. Ia pun terpaksa memanen lebih awal demi menghindari kerugian yang lebih besar.

    “Ya saat ini harus rela panen hijau, karena kalau menunggu merah takut semakin banyak yang rusak,” tandasnya.

    Selain cabai, sayuran lain yang ia tanam di sekitar rumah dan sawah juga ikut terdampak banjir. Meski begitu, Hadi tetap berencana menanami kembali lahan yang ada dengan tanaman cabai serupa untuk musim tanam berikutnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz