KBRT - Musim tanam di Kabupaten Trenggalek terganggu akibat cuaca ekstrem dan banjir yang melanda sejumlah wilayah. Kondisi ini membuat petani menghadapi tantangan baru: gagal tanam dan ancaman musim penghujan berikutnya yang datang lebih cepat.
Dahroji (53), petani asal Dusun Jatisari, Desa Pogalan, mengaku mengalami gagal tanam akibat banjir yang merendam lahannya. Ia memperkirakan panen padi yang ditanamnya saat ini baru bisa dilakukan pada bulan September, saat musim penghujan diperkirakan kembali datang.
“Hasil panen padi, biasanya saya gunakan sendiri untuk persediaan. Sedangkan kalau panen jagung atau palawija yang lain saya jual semua,” ujar pria yang akrab disapa Roji, Kamis (22/05/2025).
Roji menyampaikan, musim tanam kali ini terasa berat meski panen sebelumnya cukup bagus. Ia pesimis bisa mendapatkan hasil baik karena lahannya kini terdampak banjir dan serangan hama keong emas yang sulit dikendalikan.
Ia menjelaskan bahwa sawahnya yang berada di tepi Sungai Ngasinan kini dipenuhi pasir kiriman banjir. Kondisi ini membuatnya khawatir terhadap kualitas tanah yang tercampur pasir.
“Sawah ini seluas 180 ru, itupun hasil saya menyewa karena saya tidak mempunyai lahan sawah,” ungkapnya.
Meski tidak seluruh tanaman padinya rusak, sekitar setengah dari lahan sawah milik Roji mengalami kerusakan. Padahal, padi yang ia tanam telah berusia 25 hari. Ia heran, tanaman padinya justru lebih rusak dibanding milik petani lain yang usianya lebih muda.
Untuk mengatasi kerusakan ini, Roji berencana membeli bibit dari petani lain yang masih memiliki sisa bibit. Satu petak bibit padi berukuran sedang dijual sekitar Rp150.000.
“Kalau sawah saya ini kira-kira akan menghabiskan lebih dari satu petak besar bibit padi. Satu petak besar biasanya ukurannya 1,5 × 5 meter,” tandasnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh Puryadi (50), petani asal Desa Ngulan Kulon. Ia merasa khawatir karena musim tanam yang mundur membuat rencananya menanam cabai setelah panen mendatang harus dibatalkan.
“Rencana saya menanam cabai harus gagal, karena di bulan September perkiraan sudah musim hujan kembali,” kata Puryadi.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz