KBRT - Genangan banjir di RT 19 RW 7, Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, belum juga surut meski telah memasuki hari keempat sejak banjir terjadi pada Senin (19/05/2025). Hingga Kamis (22/05/2025), air masih menggenangi pekarangan dan jalan warga.
Alif Ahwan (22), warga setempat, mengatakan rumahnya memang sudah tidak lagi kemasukan air. Namun lingkungan sekitarnya masih digenangi air dengan ketinggian yang bervariasi, membuat keluarganya tidak bisa beraktivitas secara normal.
“Di hari pertama, air di jalan hampir setinggi lutut. Entah kenapa sampai sekarang air banjir masih terus datang, tapi tidak setinggi kemarin,” ujar pria yang akrab disapa Ahwan, Kamis (23/05/2024).
Ahwan menambahkan, sebagian besar rumah warga memang sudah kering, namun jalan-jalan dan pekarangan masih tergenang. Hal serupa juga masih terjadi di sebagian rumah warga RT 20 yang berada di timur rumahnya.
“Di belakang rumah saya air masih setinggi betis. Jalan utama warga RT 19 juga masih tergenang, di beberapa titik tingginya sampai mata kaki,” jelasnya.
Menurut Ahwan, banjir tak kunjung surut karena tidak adanya sungai besar di Kedunglurah yang bisa menyalurkan luapan air dengan baik. Selain itu, air kiriman dari wilayah Bendorejo dan Bendungan Dawung juga mengarah ke kawasan ini.
“Luapan air dari Bendorejo dan Bendungan Dawung semuanya mengarah ke sini. Air dari persawahan di selatan permukiman warga juga sama, tingginya tidak berubah sejak kemarin,” katanya.
Akibatnya, banyak pekarangan dan kebun warga yang terendam selama berhari-hari. Tanaman pun mati. Ahwan mengaku mengalami kerugian besar karena ribuan bibit cengkeh milik keluarganya yang ia tanam di pekarangan kini mati terendam banjir.
“Ya, rugi cukup besar, karena lebih dari 2.000 bibit cengkeh semuanya mati di pekarangan,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz