KBRT – Hutan Kota Trenggalek yang berada di dekat pusat kota semakin sepi pengunjung. Salah satu ruang terbuka hijau (RTH) itu dinilai kurang menarik karena tidak mengikuti tren wisata yang diminati masyarakat.
Inaya Dzatil 'Izza, warga Suruh, menyebut suasana Hutan Kota kini berbeda dibandingkan dua tahun lalu saat ia pertama kali berkunjung.
“Dulu saya ke sini pengunjungnya ramai, kandang-kandang hewannya juga terisi semua. Sekarang jadi sepi dan kandangnya banyak yang kosong,” ujarnya.
Meski satwa seperti merak dan rusa masih ada, menurut Inaya, Hutan Kota makin tertinggal tren. Kondisi yang kurang terawat juga disayangkannya, seperti sampah daun kering yang dibiarkan menumpuk di area pertamanan.
“Kayanya butuh ditambah lagi hewan-hewannya, lalu penjual makanan atau minumannya juga diaktifkan kembali,” katanya.
Firdita Nuril Aulia, pengunjung lain, menilai hilangnya wahana bermain seperti flying fox membuat daya tarik Hutan Kota berkurang.
“Dulu waktu pertama ke sini sama keluarga belum sempat mencoba permainan flying fox, sekarang malah sudah hilang,” ucap Firdita.
Sementara itu, Aldevano Rava Yuansyah berpendapat perlu adanya kegiatan yang bisa menghidupkan suasana Hutan Kota.
“Kegiatan seperti jalan santai atau hiking menurut saya masih cocok dilakukan di sini. Setelahnya juga bisa bersantai di gazebo dan menikmati udaranya yang adem,” ujarnya.
Karni (57), petugas pengelola Hutan Kota, membenarkan bahwa jumlah pengunjung menurun dalam dua tahun terakhir. Kondisi tersebut diperparah sejak pandemi Covid-19.
“Tempat ini sudah sangat sepi. Sebenarnya banyak orang yang ingin menitipkan hewan di sini, tapi tidak bisa karena buat merawat hewan yang sekarang saja sudah kelihatannya terlalu makan biaya,” kata Karni singkat.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz