KBRT – Polusi suara dari knalpot brong masih menjadi keluhan warga di sejumlah wilayah Kabupaten Trenggalek. Suara bising dari kendaraan dengan knalpot tidak standar itu dinilai mengganggu kenyamanan, terutama saat malam hari ketika warga ingin beristirahat.
Keluhan tersebut disampaikan Siti Romlah (64), warga RT 10 RW 02, Desa Karangsuko, Kecamatan Trenggalek. Ia mengatakan suara knalpot brong kerap membangunkannya di malam hari.
“Kalau malam masih sering, paling jam 10 lebih. Saya kebangun kalau ada suara itu karena keras sekali,” ujarnya.
Ketua RT setempat, Siswoyo (53), membenarkan bahwa kebisingan knalpot brong sering terdengar pada malam hari, terutama pukul 8 hingga 9 malam.
“Kalau malam Minggu atau hari besar seperti tahun baru, suara knalpot brong lebih sering terdengar. Suaranya keras karena di pinggir jalan raya. Mungkin karena jarang ada penertiban jadi terkesan bebas,” katanya.
Hal senada diungkapkan Suharnik (59), warga RT 08 RW 02 Desa Karangsoko. Ia menuturkan suara knalpot brong justru semakin keras karena digunakan untuk “mainan” oleh pengendara muda.
“Motornya pasti dibuat gas-gasan sampai setelah tikungan kalau lewat sini. Dulu pernah ada anak-anak SMP trail-trailan. Saya tidak mau menegur, takut tersinggung,” tuturnya.
Ketua RT di wilayah tersebut, Suprapto (66), mengaku terganggu dengan aktivitas motor berknalpot brong yang melintas di depan rumahnya di tepi Jalan Raya Tulungagung–Trenggalek.
“Beberapa hari lalu ada acara komunitas, satu malam suara knalpot brong tidak berhenti. Saya tidak bisa tidur karena sudah seperti konvoi,” katanya.
Ia juga mengingat peristiwa beberapa tahun lalu ketika kerusuhan sempat terjadi akibat konvoi komunitas motor dengan knalpot brong.
“Waktu itu sampai ada yang menebar paku di jalan raya, akhirnya kejar-kejaran dan polisi turun tangan. Knalpot brong memang harus ditertibkan, terutama saat konvoi karena mengganggu pengguna jalan lain,” ungkapnya.
Di lokasi lain, Ahmad Dahlan, warga RT 12 RW 04 Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek, juga mengeluhkan suara knalpot brong yang sering melintas di Gang Siwalan.
“Yang meresahkan itu karena saya punya anak kecil, jadi kasihan kalau ikut terbangun. Sekarang agak berkurang karena jalannya rusak,” ucapnya.
Ketua RT setempat, Suyanto, menyebutkan suara knalpot brong masih sering terdengar meski jalan di lingkungannya bukan jalan raya.
“Pagi atau malam ada saja yang lewat. Kebanyakan anak muda atau siswa sekolah. Tapi belum pernah saya tegur karena bukan warga RT saya,” ujarnya.
Sementara itu, Wandrianto (48), warga RT 04 RW 02 Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek, mengatakan suara knalpot brong kerap terdengar hingga dini hari.
“Malam Minggu, biasanya jam 12 atau jam 2 malam ada pemuda berkumpul di sekitar sini. Knalpotnya brong semua, suaranya seperti balapan,” katanya.
Ketua RT 04, Muhammad Iryanto, menuturkan bahwa ada dua titik sumber kebisingan di wilayahnya. Salah satunya berasal dari sebuah kos-kosan yang digunakan untuk menyetel sepeda motor.
“Suara sangat mengganggu. Sudah pernah saya tegur pemilik kos karena ada laporan warga. Titik lainnya di Jalan Ki Mangun Sarkoro, tapi belum ada laporan resmi dari warga,” jelasnya.
Ryan—sapaan Iryanto—menambahkan bahwa jalan penghubung Kelurahan Surodakan dan Sumbergedong itu juga sering digunakan untuk balap liar.
Dari sisi perdagangan, Andika Rahmadi (32), pedagang knalpot brong dan suku cadang di Pasar Burung Trenggalek, mengatakan permintaan terhadap knalpot brong tetap tinggi.
“Banyak petani beli knalpot brong karena murah, sekitar Rp75.000. Kalau dilarang ya sebaiknya pabriknya juga ditutup, karena ini juga usaha kecil,” katanya.
Pedagang lain, Rere Andriano, yang sudah berjualan sejak 2015, menyebutkan bahwa pembeli knalpot brong datang dari kalangan pelajar maupun penghobi modifikasi.
“Kan knalpot brong itu buat kontes atau event road race. Polres Trenggalek juga sudah memasang stiker imbauan di depan pasar,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz













