DPO Subchi Gagal Ditangkap, ForMujeres: Kepolisian Jangan Ragu karena Punya Bukti Kuat
Kabar Trenggalek - Aparat gabungan Kepolisian Resor (Polres) Jombang dan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur gagal menangkap Mochamad Subchi Azal Tsani, Daftar Pencarian Orang (DPO) pelaku kekerasan seksual di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, Senin (04/07/2022).Informasi itu disampaikan oleh Front Santri Melawan Kekerasan Seksual (ForMujeres) melalui akun Instagram resminya, @for.mujeres. Aparat Polres Jombang dan Polda Jatim berupaya menangkap DPO Subchi pada Minggu (03/07/2022) malam."Hari ini (03/07/2022), kepolisian berusaha menangkap M. Subchi Azal Tsani (MSAT), anak kiai, DPO pelalu kekerasan seksual terhadap santri," tulis ForMujeres.Ada beberapa fakta yang disampaikan ForMujeres. Pertama, sempat terjadi kejar-kejaran terhadap iring-iringan (diduga ada Subchi di mobil itu). Kedua, tiba-tiba, satu mobil diduga menyerempet motor yang digunakan polisi untuk mengejar (DPO Subchi).[caption id="attachment_8804" align=aligncenter width=873] Mochamad Subchi Azal Tsani (MSAT), DPO Kasus Kekerasan Seksual/Foto: OPSHID Media (YouTube)[/caption]Ketiga, polisi menghentikan mobil tersebut dan menangkap 3 orang (yang diduga menghalang-halangi upaya pengkapan DPO Subchi) dan satu pucuk senjata air soft gun. Keempat, malam ini (03/07/2022), kepolisian menutup jalan-jalan di Ploso, Jombang.Setelah gagal menangkap DPO Subchi, Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat, bersama anggotanya mengepung Pondok Pesantren Shiddqiyyah Jombang untuk mencari dan menangkap DPO Subchi.Sayangnya, bukan menangkap DPO Subchi, Kapolres Jombang malah mendengarkan ceramah kiai Moch. Muchtar Mu'thi (ayah MSAT). Kapolres Jombang hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang dikatakan kiai.Dalam video yang telah tersebar di media sosial, Muchtar, di depan Kapolres Jombang berusaha menghalangi penangkapan DPO Subchi. Muchtar juga berusaha mengkaitkan kasus perkosaan yang dilakukan anaknya dengan tuduhan fitnah dan konflik keluarga.[caption id="attachment_8535" align=aligncenter width=720] Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur/Foto: Facebook[/caption]"Narasi fitnah dan konflik keluarga ini menyesatkan dan terus diulang-ulang oleh pihak Shiddiqiyyah. Mirisnya, para pengikutnya mengamini begitu saja narasi tersebut," terang ForMujeres.ForMujeres menyampaikan, pernyataan kyai Muchtar tersebut tentu tidak berdasarkan fakta. Polisi memiliki bukti yang kuat untuk menangkap DPO Subchi. Januari 2022 lalu, dalam persidangan pengajuan pra peradilan kasus MSAT, polisi mengungkap bukti visum korban perkosaan yang dilakukan MSAT."Melihat bukti tersebut, tentunya kasus ini bukan fitnah secara fakta. Silahkan dibuktikan di pengadilan. Apalagi narasi konflik keluarga tentunya tidak ada hubungannya. Kasus MSAT murni kasus kriminal. Dan parahnya kyai Muchtar membawa-bawa 'kejayaan Indonesia' itu salah sambung. Fanatik buta bagi mereka yang begitu saja mempercayainya," jelas ForMujeres."Kapolres lupa bahwa ia datang membawa banyak pasukan adalah untuk menegakkan keadilan, menangkap DPO pelaku kekerasan seksual. Kapolres tidak berfikir bahwa mengangguk dan mengiyakan ceramah yang menuduh fitnah itu mencedarai hati korban yang berjuang memberikan bukti dan kesaksian," kritik ForMujeres.[caption id="attachment_14370" align=aligncenter width=992] Surat DPO Subchi Azal Tsani dari Polda Jatim/Foto: Polda Jatim[/caption]Menurut ForMujeres, Kapolres juga tidak berfikir bahwa apa yang disampaikan kiai tersebut tidak ada korelasi antara skandal kasus kekerasan seksual MSAT dengan keamanan, kejayaan, dan kebaikan Indonesia."Seharusnya kepolisian jangan ragu menangkap MSAT karena punya bukti yang kuat," tegas ForMujeres."Semoga korban, saksi, pendamping dan semua yang solidaritas dalam kasus ini selalu diberikan kekuatan oleh Allah. Aamiin," harap ForMujeres.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow