Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Dominasi Wilayah Pegunungan, Waktu Salat di Trenggalek Berbeda

Secara geografis Kota Alen Alen Trenggalek didominasi dengan wilayah pegunungan. Luas Trenggalek 1.261,40 KM itu, 2 per 3 luasnya adalah wilayah pegunungan yang tersebar di 14 Kecamatan.Dengan demikian, perbedaaan waktu salat di Trenggalek berpotensi terjadi. Hal itu diungkapkan Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Trenggalek, Ahmad Ali Musyafa'.Katanya, waktu ibadah salat antara daerah di dataran rendah serta dataran tinggi yang ada di pegunungan pada Maghrib ada perbedaan kurang lebih 2 menit.Namun, dalam penghitungan di Ilmu Falakiyah ada waktu ihtiyat sebagai bentuk kehati-hatian perumusan waktu ibadah salat. Ia menerangkan waktu salat Maghrib tidak sepanjang waktu-waktu lainnya."Waktu ihtiyat untuk wilayah Trenggalek 2 menit itu tidak bisa untuk waktu maghrib, kalau selain maghrib sudah mencukupi. Karena ada wilayah ketinggian 800 meter itu tidak bisa disamakan dengan daerah dengan lainnya," ungkap Ahmad Ali Musyafa'.Paparnya, di Trenggalek mempunyai medan yang tidak sama dengan daerah-daerah lain. Ada daerah yang ketinggian pemukiman sampai 800 meter dari permukaan laut. Sehingga Trenggalek tidak bisa satu waktu yang sama untuk salat.Musyafa' menambahkan pengaruh perbedaan waktu shalat selain ketinggianada, namun pengaruh tak signifikan, yaitu suhu, ketebalan atau kepadatan tekanan. Namun tidak sangat berpengaruh, bisa dibuat rata-rata suhunya 27 derajat."Kalau tekanan dan suhu dibuat rata-rata 10 banding 1.000 karena tidak banyak berubah. Sedangkan yang paling berpengaruh masih di ketinggian," paparnya.Alumni Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk ini mengatakan sejauh ini yang sudah memiliki kader falakiyah sekaligus telah membuat jadwal sendiri adalah MWCNU Pogalan dan Durenan.Kendala yang dialami oleh pihaknya masih kesulitan menjangkau di wilayah pegunungan sekaligus komunikasi dengan tokoh di masing-masing kecamatan."Karena saya ada koneksi dengan Ketua MWCNU, kadang ada kesulitan mungkin kesibukan masing-masing sulit berkomunikasi," imbuhnya.Disinggung ilmu yang beliau dapat, Musyafa mengaku mendapat ilmu dari berbagai pelatihan. Mulai dar PWNU, maupun pelatihan yang diadakan PBNU."Mulai dari rumus-rumus secara manual hingga pemrograman yang digunakan perhitungan secara digital lebih cepat. Perhitungan melalui digital lebih mudah dan praktis, sekaligus memiliki keakuratan," tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *