Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Demi Punya Usaha Service AC dan Kulkas, Edy Santoso Menolak Jadi PPPK

Eks staf rumah sakit Trenggalek, memilih menolak PPPK demi membangun usaha servis AC dan kulkas bernama Medys Elektrik.

  • 01 Aug 2025 14:00 WIB
  • Google News

    Tukang servis kulkas itu datang setelah beberapa waktu sebelumnya janjian. Ini pertama kalinya ia datang ke rumah, sebelumnya yang menservis kulkas adalah rekan kerjanya. Ini kali kedua kulkas dibenahi, tapi senangnya, kata tukang kulkas, masih ada garansi.

    “Untuk pengecekan dan perbaikan ringan gratis, Pak. Kecuali kalau ada kerusakan lain,” terangnya melalui chat WhatsApp.

    Kulkas di rumah sudah 2 minggu bermasalah sejak diservis, lampunya menyala, tapi ruang pendingin tak mampu membekukan air, sayuran tak lagi segar, pun ikan-ikan hasil mancing mulai tercium membusuk saat pintu kulkas dibuka. Sayang sekali, padahal niat hati, aku ingin membuat sushi dari ikan Walangan (mangrove jack/kakap merah bakau) yang kudapat dari Muara Cengkrong. Oleh sebab tak berhasil diawetkan, terpaksa diberikan kucing.

    Edy Santoso datang membawa tas hijau tua, ketika dibuka aku baru tahu tas tersebut berisi alat-alat servis, seperti obeng, tang, pengukur tekanan hingga tabung isi ulang freon. Ia bergegas menuju lokasi kulkas setelah kutunjukkan, lalu mengamati satu per satu penyebab masalah. Mula-mula pintu kulkas dibuka, lalu dikeluarkannya alat pengecek suhu dari tas dan diarahkan ke kulkas bagian atas (freezer). 

    Lalu ia buka panel bagian belakang, lantas memeriksa satu per satu mesin yang sekiranya membuat kulkas tidak dapat membekukan air. Gerak-geriknya tampak berpengalaman. Edy seperti punya hubungan batin dengan mesin-mesin pendingin itu—seakan memahami ritmenya, dengungnya, bahkan tanda-tanda kecil kerusakannya.

    Melalui ceritanya di sela-sela mendiagnosis kerusakan, aku tahu bukan hanya kulkas yang sedang diperbaiki. Di balik senyap pekerjaannya itu, Edy juga tengah menyusun ulang arah hidupnya. Dari pilihan yang banyak orang anggap nekat dan konyol. Ia telah menolak masuk PPPK, dan lebih memilih menekuni jalur servis rumahan, yang belum tentu untung, ini sama halnya dengan pertaruhan hidup.

    Dari Rumah Sakit ke Rumah Pelanggan

    service-kulkas-trenggalek-Medys-Elektrik
    Edy Santoso mengecek suhu kulkas menggunakan alat ukur suhu. KBRT/Trigus

    Sebelum dikenal sebagai teknisi kulkas dan AC, Edy adalah karyawan tidak tetap rumah sakit di Trenggalek, bekerja sebagai teknisi, masuk tahun 2019. Berbekal pengetahuannya dalam bidang teknisi mesin AC sejak sekolah di SMKN 1 Trenggalek juga berkat pelatihan yang diberikan oleh perusahaan Panasonic, ia memang punya keahlian.

    Setidaknya ia pernah di posisi pekerjaan yang banyak diidam-idamkan kebanyakan orang, yakni menjalani jam kerja yang tetap, penghasilan yang rutin, dan jalur karier yang jelas. Bahkan untuk menunjang kariernya, ia juga kuliah di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, mengambil jurusan Elektro. Pendidikan formal dan pengalaman kerja membuatnya, dalam banyak hal, siap menapak jalur profesional birokrasi.

    Bulan September tahun 2022, peluang besar datang kepadanya. Ia dan rekan-rekannya memiliki kesempatan masuk dalam daftar seleksi PPPK. Ia hanya perlu melakukan pemberkasan sebagaimana mestinya. Namun justru di saat itulah, batinnya bergejolak. Di saat orang lain seperti mendapatkan apa yang telah lama diinginkan, ia malah memilih untuk mengundurkan diri dari rumah sakit.

    Ia merasa bahwa selama kerja di rumah sakit, seperti kucing-kucingan dalam tanggung jawab. Di sisi lain ia punya tanggung jawab di sana tapi juga punya tanggung jawab memberikan layanan kepada pelanggannya sendiri. Bagaimanapun ia butuh biaya hidup dan biaya pendidikan. Makanya ia buka pekerjaan sampingan di rumah.

    "Aku sampai ngerasa kayak maling, harusnya aku kerja di kantor, tapi malah keluar buat ngurusin kulkas atau AC di luar. Enggak tenang rasanya. Seharusnya aku standby di rumah sakit saat tidak ada tugas. Tapi aku tidak bisa mengandalkan pendapatan dari sana saja," kenangnya.

    Ketika bekerja di rumah sakit, Edy mulai nyambi usaha servis kecil-kecilan. Kadang menerima panggilan saat masih jam kerja dan harus pulang buru-buru untuk mengejar pelanggan. Ia tak berinisiatif sendiri, pola lakunya meniru para seniornya yang melakukan demikian sejak lama. Namun menjelang pemberkasan, perasaannya berujung pada rasa tidak nyaman. Tampak nuraninya lebih peka ketimbang egonya untuk mendapatkan uang. Ia mantap mengundurkan diri dari rumah sakit, kendati sudah dinasihati orang tuanya, pun dilarang oleh pimpinannya di rumah sakit.

    “Orang tua tahu kalau aku mau mengundurkan diri, padahal waktu pemberkasan sudah dekat. Kata orang tua, mosok sudah dekat mau resign. Sebenarnya saya harus mengundurkan diri 14 hari sebelumnya, tapi pasti ditahan sama pimpinan. Akhirnya saya nggak masuk sekalian,” jelasnya.

    Mendirikan Usaha Medys Elektrik

    Medys-Elektrik
    Transfer ilmu, Edy Santoso menjelaskan masalah dan solusi yang baru ia temukan kepada anak magang. KBRT/Trigus.

    Edy telah mendirikan Medys Elektrik, usaha servis peralatan rumah tangga seperti kulkas, AC, mesin cuci, CCTV, dan water heater. Ia mulai semuanya dari bawah, dari skill yang telah diperoleh. Awalnya cuma berdua dengan rekannya, lalu kemudian mengizinkan anak-anak PKL untuk terlibat agar ada transfer ilmu.

    Sehabis keluar dari rumah sakit, ia mengaku mengalami kebangkrutan finansial. Ada uang yang harus ia siapkan untuk mengembangkan usaha, pun juga untuk operasional. Di sisi lain, ia tidak lagi mendapatkan penghasilan tetap sebagaimana sebelumnya.

    “6 bulan saya kemeng (pusing), bahkan mobil kesayangan juga ikut terjual, buat pengembangan usaha atau beli bahan-bahan yang habis,” akunya sambil beberapa kali istigfar.

    Banyak teman seangkatannya kini bersiap menjadi abdi negara. Beberapa menandatangani kontrak PPPK bulan ini. Tapi Edy tidak menyesal. Ia memilih jalan lain. Jalan tanpa golongan atau dipensiunkan. Namun ada ruang luas untuk berkembang, bereksperimen, dan bertanggung jawab atas pilihan hidup sendiri memulai bisnis.

    Medys Elektrik melayani berbagai wilayah, bahkan di luar Kabupaten Trenggalek. Promosinya lewat relasi dan Google Maps. Ia belum terlalu memanfaatkan media digital untuk promosi, mengingat sumber daya masih terbatas dan terlebih banyak panggilan pelanggan yang belum terlayani dengan cepat. Namun meski demikian, ia berniat untuk membesarkan lagi usahanya.

    “Pelanggan saya banyak yang pelanggan lama, tapi juga ada yang menghubungi dari Google Maps,” jelasnya.

    Tips Supaya Kulkas Awet dari Medys Elektrik

    Ia tidak pelit ilmu. Saat ditanya apa tips agar kulkas tidak cepat rusak, ia memberikan 2 tips secara langsung.

    Tips 1: Cabut colokan saat listrik padam

    Di wilayah pinggiran, tegangan listrik saat menyala kembali sering tidak stabil. Bisa terlalu rendah (di bawah 200 volt) atau terlalu tinggi (melebihi 240 volt). Dalam kondisi ini, kompresor kulkas bisa gagal bekerja normal, bahkan terus menyala tanpa henti karena relay tidak mampu membaca tegangan dengan benar.
    Akibatnya: kulkas menjadi overheat, dan jika terus dibiarkan, kompresor bisa rusak permanen.

    “Saat listrik padam, cabut colokan kulkas, dan tunggu beberapa menit setelah listrik kembali stabil sebelum menyalakannya kembali,” jelasnya.

    Tips 2: Jangan gunakan pisau untuk membersihkan bunga es

    Untuk kulkas satu pintu, banyak pengguna terbiasa mencungkil bunga es dengan benda tajam. Ini berisiko melubangi evaporator yang ada di balik lapisan es.

    “Cabut colokan kulkas, lalu siram bagian bunga es dengan air panas.
    Air panas justru lebih aman dibanding benda tajam, dan tidak akan merusak plastik bagian dalam kulkas. Bunga es akan mencair sendiri dalam beberapa menit,” pungkasnya.

    Beberapa menit setelah diperbaiki, suara motor kompresor mulai mengaum pelan. Kulkas yang tadinya tidak terlalu berfungsi, kini mulai menebar dingin ke seluruh raknya. Edy mengecek suhu sekali lagi dengan alat digital. Matanya menyipit membaca angka, lalu tersenyum kecil.

    Ia berkemas, menyimpan alatnya, pamit setelah menyelesaikan misi. Tak ada selempang birokrasi di tubuhnya pun tanda pangkat atau gelar resmi. Tapi ia membawa sesuatu yang mendalam, keyakinan bahwa bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab melalui usahanya adalah jalan tepat yang telah ia pilih. Itu adalah kehormatan yang layak untuk diberikan kepada negara, alih-alih membebaninya.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Tri