Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT
SABGamehouse

Dari Magister Perminyakan ke Gerobak Siomay: Jalan Hidup Vitri di Trenggalek

  • 03 Sep 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT -  Menjadi guru sekaligus mengembangkan usaha kuliner adalah pilihan hidup Amirza Vitriany Ekasari (34). Ibu rumah tangga asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, ini sebelumnya menempuh pendidikan hingga meraih gelar Magister Perminyakan di Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Di balik gelar akademik tinggi yang disandangnya, Vitri sebenarnya menyimpan cita-cita untuk menjadi seorang dosen. Namun, keinginan itu harus dipendam karena kondisi yang tidak memungkinkan.

    “Sebenarnya passion saya cuma ngajar, tapi ternyata setelah lulus dari ITB tahun 2016, saya menikah dan jadi ibu rumah tangga,” tutur Vitri.

    Sebelum menikah, ia sempat mengajar di salah satu SMP di Kabupaten Sidoarjo setelah lulus sarjana Fisika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Bahkan, tawaran menjadi dosen pernah datang kepadanya, namun perannya sebagai ibu rumah tangga membuat kesempatan itu tak dapat diambil.

    Tahun 2021, Vitri kembali ke Trenggalek setelah sang ayah meninggal dunia. Dari situlah ia bersama suaminya memulai usaha siomay khas Bandung—makanan yang akrab dengan kehidupan mereka saat tinggal di Jawa Barat.

    “Setelah cari resep bersama suami sampai sesuai, kami awalnya memberi tester ke tetangga dan ternyata cocok dan enak. Akhirnya bikin gerobak sampai buka pertama di Kabupaten Nganjuk,” kenangnya.

    Perjalanan merintis usaha tidak mudah. Vitri mengaku sempat kesulitan menjaga konsistensi rasa dan ritme penjualan karena belum memiliki pengalaman berdagang. Untuk mengatasi hal itu, ia memutuskan merekrut karyawan agar lapak tetap buka secara konsisten.

    Kini, usahanya berkembang dengan tiga cabang: di Nganjuk, Bandung Tulungagung, dan lapangan Ngadirejo dekat rumahnya. Produksi siomay dilakukan di rumah, dengan jadwal tiga kali seminggu. Dalam sekali produksi, ia mampu menghasilkan 18 kilogram adonan yang dikemas kedap udara agar tetap segar sebelum dikirim ke tiap cabang.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Produksi siomay semua cabang saya kerjakan dari rumah. Nanti untuk yang di Nganjuk diantar suami sekalian kerja,” jelasnya.

    Meski fokus membangun usaha, Vitri tetap menyalurkan kecintaannya pada dunia pendidikan dengan mengajar fisika di salah satu SMA di Tulungagung. Baginya, mengajar adalah passion yang tak bisa dilepaskan.

    Di tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga, sekaligus pengusaha, Vitri mengaku tetap berusaha menjalani semuanya dengan sepenuh hati.

    “Meskipun tidak sesuai harapan saya, tapi setelah dijalani akhirnya juga tetap menyenangkan. Toh, tujuannya sama-sama untuk masa depan,” ucapnya.

    Vitri berpesan kepada generasi muda agar tekun belajar dan berani memanfaatkan peluang yang ada. Menurutnya, setiap ilmu akan selalu bermanfaat, meskipun mungkin jalannya berbeda dari rencana awal.

    “Seperti saat ini, dari ilmu yang saya dapat waktu studi di ITB, saya dapat menerapkan optimasi minyak agar memaksimalkan keuntungan dalam produksi,” katanya, diselingi tawa kecil.

    Baginya, waktu setiap orang terbatas. Namun, bagaimana pun kondisi dan jalan hidup yang ditempuh, semuanya tetap harus dijalani dengan sepenuh hati.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Zamz