Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Cerita Bos Tahu Trenggalek, Kebersihan Jadi Kunci Produksi

  • 23 Mar 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Suroto (56), seorang pengrajin tahu asal Desa Sawahan, Watulimo, telah memproduksi tahu sejak tahun 1986. Setiap hari, ia mampu memproduksi ribuan potong tahu untuk dijual. Meskipun harga bahan baku pembuatan tahu saat ini mengalami kenaikan, Suroto tetap memproduksi tahu untuk menghidupi keluarganya.

    "Saya mulai membuat tahu sejak duduk di bangku SMP, sekitar usia 15 tahun. Kalau harga kedelai saat ini masih stabil meskipun cukup tinggi. Naik turunnya tidak terlalu signifikan. Mungkin yang sedikit naik itu harga minyak goreng. Saya menggunakan minyak kemasan premium untuk menggoreng tahu," ujarnya.

    Menurut Suroto, harga kedelai masih stabil, tetapi harga minyak goreng mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan. Saat ini, harga minyak goreng sekitar Rp19 ribu per liter, naik Rp1 ribu dibandingkan awal tahun ini. Dalam sehari, Suroto menghabiskan sekitar 4 liter minyak untuk menggoreng tahu.

    Suroto menjelaskan bahwa proses pembuatan tahu dimulai dengan merendam kedelai selama 4 jam. Setelah direndam, kedelai dibersihkan, kemudian direbus dalam air mendidih hingga matang. Setelah matang, kedelai disaring dan diberi cuka, lalu disaring kembali. Setelah larut, ampas tahu dipres dalam cetakan agar menyatu menjadi tahu.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Kalau bikin tahu itu cepat, prosesnya langsung jadi, tidak seperti tempe yang butuh waktu berhari-hari. Sekali produksi, saya bisa menghabiskan sekitar 50 kg kedelai dalam sehari," ujarnya.

    Suroto menegaskan bahwa kunci utama dalam pembuatan tahu terletak pada kebersihan. Menurutnya, kebersihan bahan baku, tempat produksi, serta proses pembuatan sangat mempengaruhi kualitas dan rasa tahu.

    "Dalam pembuatan tahu, kebersihan adalah yang utama. Jika ada yang kurang bersih, rasanya pasti berbeda. Saya berani menjamin tahu buatan saya. Jika ada yang terasa masam, saya siap menggantinya. Namun, Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada yang komplain," terangnya.

    Suroto telah menjadi produsen tahu di berbagai kota di Indonesia, seperti Malang, Batam, Gunungkidul, Ponorogo, dan kini di Trenggalek. Ia memulai usaha ini setelah diajak saudaranya yang memiliki pabrik tahu. Sejak duduk di bangku SMP pada tahun 1986, ia sudah aktif dalam pembuatan tahu hingga akhirnya menjalankan usaha sendiri.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Lek Zur

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf