Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Ambulans Relawan Trenggalek Alami Ban Pecah di Surabaya, Untungnya ada Jaringan BPBD

Relawan ambulans asal Trenggalek alami ban pecah di Surabaya. Pasien sempat dievakuasi dengan angkot sebelum BPBD Surabaya turun tangan.

  • 24 Sep 2025 14:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Relawan ambulans Trenggalek alami ban pecah di Surabaya dini hari.
    • Pasien terpaksa dipindahkan sementara dengan angkot berbayar Rp200 ribu.
    • BPBD Surabaya sigap membantu dan menyiagakan ambulans tambahan.

    KBRT -  Perjalanan darurat yang dijalani relawan ambulans asal Trenggalek, Soegeng Kuncahyo, tidak berjalan lancar. Ban kendaraan Ambulans Si Galing yang ia kemudikan pecah saat melintas di Jalan Diponegoro Surabaya, sekitar pukul 04.00 WIB, ketika tengah mengantar pasien dari Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, menuju RSUD dr. Soetomo.

    Masalah semakin pelik karena kunci roda yang ia bawa tidak bisa digunakan. Sejak pukul 04.30 WIB, pria yang akrab disapa Cak Kun itu berusaha mencari kunci roda pengganti hingga ke pasar loak, namun tidak membuahkan hasil.

    “Saya benar-benar bingung. Saya sudah mencoba menghubungi beberapa nomor darurat di Surabaya, tapi tidak ada yang bisa membantu. Padahal pasien harus tiba di rumah sakit sebelum jam reservasi, pukul 08.45 WIB,” tutur Cak Kun.

    Dalam situasi panik, ia menghubungi Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono. Dari laporan tersebut, Triadi segera berkoordinasi dengan BPBD Kota Surabaya untuk memberikan penanganan darurat.

    “Alhamdulillah, berkat komunikasi Pak Triadi dengan BPBD Kota Surabaya, saya akhirnya mendapat pertolongan," ucap Cak Kun.

    Tidak lama kemudian, dua petugas BPBD Surabaya bersama relawan ambulans setempat datang dengan peralatan lengkap untuk memperbaiki roda.

    Namun, sebelum bantuan tiba, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Cak Kun terpaksa menyewa angkot untuk mengantar pasien dari Jalan Diponegoro ke Karang Menjangan. Ongkos yang ia bayangkan ringan, ternyata mencapai Rp250 ribu. Setelah negosiasi, sopir angkot menurunkannya menjadi Rp200 ribu.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Jaraknya tidak jauh, hanya dari Diponegoro ke Karang Menjangan,” jelasnya.

    Meski keberatan dengan tarif itu, Cak Kun tetap membayar demi keselamatan pasien.

    “Saya kira kalau menolong pasien ya seikhlasnya, ternyata malah segitu. Ya sudahlah, intinya pasien bisa segera sampai rumah sakit,” katanya pasrah.

    Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, peristiwa ini menegaskan pentingnya koordinasi lintas daerah saat menghadapi kondisi medis darurat.

    “Cak Kun sudah kebingungan, lalu menghubungi saya. Kami segera berkoordinasi dengan BPBD Surabaya. Beruntung, responsnya cepat,” terang Triadi.

    Selain membantu memperbaiki ban, BPBD Surabaya juga menyiagakan dua ambulans tambahan sebagai langkah antisipasi.

    “Saya sangat berterima kasih kepada BPBD Surabaya yang sigap membantu relawan ambulans asal Trenggalek. Respons mereka cepat dan tepat,” tegasnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Lek Zuhri

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse