Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Peringati HUT RI ke-77, Sebagian Warga Pakel Banyuwangi Belum Rasakan Kemerdakaan

Kubah Migunani
Kabar Trenggalek -Warga Rukun Tani Sumberejo Pakel merayakan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77. Pukul 07.00 WIB, rakyat Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi, telah berkumpul di Posko perjuangan Rukun Tani Sumberejo Pakel, Rabu (17/08/2022).Mereka berduyun-duyun membawa Ancak, sebagai bentuk rasa syukur warga dengan diadakannya HUT RI ke-77. Ancak adalah sebutan dalam bahasa madura untuk hasil tani warga (makanan).Tepat pukul 08.39 WIB upacara di mulai, warga terlihat antusias, mengenakan atribut pertanian serupa caping dan sepatu oblok (boots) mengikuti serangkaian upacara dengan tertib.Memasuki prosesi amanat, Harun selaku ketua Rukun Tani Sumberejo Pakel, sekaligus inspektur upacara, menyampaikan bahwa warga Pakel sebagian belum merasakan merdeka.[caption id="attachment_18448" align=aligncenter width=1280]Pengibaran bendera upacara HUT RI ke-77 di Pakel Banyuwangi Pengibaran bendera upacara HUT RI ke-77 di Pakel Banyuwangi/Foto: Alvina NA[/caption]“Warga Pakel sebagian belum merasakan kemerdekaan yang selama ini dinikmati selama 77 Tahun karena sebagian tanah di wilayah Desa Pakel ini masih dikuasai oleh PT. Bumi Sari dan Perhutani,” ungkap Harun.Perlu diketahui, perjuangan warga Pakel Banyuwangi mempertahankan tanahnya sudah dimulai sejak tahun 1925, sebelum Indonesia merdeka.Berdasarkan catatan Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur (WALHI Jatim), perjuangan warga Pakel yang dimulai sejak era kolonial Belanda hingga masa sekarang, itu sering dihadapkan dengan moncong senjata aparat negara. Sejak dahulu, warga Pakel selalu mendapatkan berbagai intimidasi dan tindak kekerasan oleh aparat negara.Harun menyampaikan, dalam amanatnya menuntut kepada negara agar tanah mereka yang dikuasai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (PT. Bumi Sari) segera dikembalikan kepada warga Desa Pakel.[caption id="attachment_18449" align=aligncenter width=1280]Ancak, hasil pertanian warga Pakel Banyuwangi Ancak, hasil pertanian warga Pakel Banyuwangi/Foto: Alvina NA[/caption]“Kami menuntut kepada pemerintah, agar perjuangan warga Pakel yang hampir satu abad agar segera diserahkan dan sekarang mencabut HGU [hak guna usaha] yang selama ini masih menduduki tanah ini,” tegas Harun.Upacara yang pertama kali dilaksanakan ini berjalan dengan khidmat dan lancar, dilengkapi dengan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan dan Pengibaran Bendera Merah Putih. Meski hujan kerap turun membasahi tanah Pakel, warga tetap berdiri tegap dan terus melanjutkan rangkaian upacara hingga selesai.Pasca upacara, warga beramai-ramai menyerbu ancak dan menikmati limpahan hasil alam. Hal ini begitu kontras dan menarik kembali ingatan peristiwa 17 Agustus 1999 silam.[caption id="attachment_18447" align=aligncenter width=1280]Upacara HUT RI ke-77 di Desa Pakel Banyuwangi Upacara HUT RI ke-77 di Desa Pakel Banyuwangi/Foto: Alvina NA[/caption]Warga Pakel sempat kesulitan pangan karena ladang mereka dirampas Perhutani sehingga mereka kehilangan sumber pangan dan ruang hidup. Herman, salah satu pemuda desa Pakel menuturkan bahwa peringantan 17 agustus ini memanggil memori kelam masa lalu."Masih bikin ingat-ingat di masa tahun 99. Waktu itu ketika pakel menjadi kampung janda. Saat itu di Desa Pakel hanya menyisakan ibu-ibu anak-anak karena suami dan bapak mereka dikriminalisasi oleh aparat, sebagian lainnya lari menyelamatkan diri," terang Herman.Senada dengan Herman, Usman salah satu jaringan solidaritas, menjelaskan ingatan 17 Agustus 1999, terjadi penangkapan sewenang-wenang terhadap warga Pakel. Saat itu, warga Pakel sedang memperjuangkan ruang hidupnya di wilayah Perhutani."Upacara hari ini juga mengingatkan dan juga sebagai benteng bahwa rukun tani mempertahankan wilayahnya untuk masa depan anak cucu mereka,” tandas Usman.
Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.