Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

15 Hari Ramadhan Berjalan, Pedagang Jajanan Trenggalek Diserbu Warga untuk Persiapkan Lebaran

  • 16 Mar 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Separuh akhir bulan Ramadhan identik dengan hari-hari yang sibuk dan menyenangkan. Setelah berpisah dengan bulan mulia ini, umat Muslim merayakan Idul Fitri pada 1 Syawal. Hari raya ini lekat dengan suasana gembira dan jamuan yang menghadirkan berbagai jajanan khas dan musiman.

    Salah satu jajanan khas Trenggalek yang menjadi primadona di setiap rumah saat Idul Fitri adalah tempe keripik dan alen-alen. Tak heran, beberapa pedagang jajanan ini ramai dikerumuni warga yang ingin mempersiapkan hidangan untuk jamuan hari raya.

    Seperti yang dirasakan Yeni Setyawati (43), pedagang jajanan dan oleh-oleh di Pasar Pon Trenggalek. Yeni mengakui bahwa jumlah pembeli mulai meningkat sejak awal bulan puasa.

    "Setiap hari di bulan puasa pembeli memang tetap ramai. Namun, semakin dekat dengan akhir bulan atau hari raya, jumlahnya semakin meningkat dan mencapai puncaknya," ujarnya.

    Menurut Yeni, kebiasaan ini sudah terjadi sejak lama. Sejak ia mulai berjualan di Pasar Pon tahun 2022, ia melihat bahwa tidak semua pembeli membeli dalam jumlah besar. Beberapa hanya membeli untuk konsumsi pribadi, bukan untuk persiapan Idul Fitri.

    "Jajanan yang paling banyak dibeli dalam jumlah besar adalah tempe keripik dan alen-alen. Biasanya, pembeli yang membawa dalam jumlah banyak sedang mempersiapkan hidangan untuk hari raya," ungkapnya.

    Yeni juga menyebutkan bahwa dibandingkan tahun lalu, harga jajanan dari produsen hampir semuanya mengalami kenaikan sebesar seribu hingga dua ribu rupiah per bungkus. Di kios yang ia jaga, terdapat berbagai macam jajanan, didominasi oleh kue kering, keripik, dan beberapa jajanan gurih lainnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Jajanan lain yang juga banyak dicari adalah kacang koro, emping melinjo, dan rempeyek kacang. Namun, tempe keripik dan alen-alen tetap menjadi yang paling laris," jelasnya.

    Yeni mendapatkan suplai tempe keripik dan alen-alen dari beberapa produsen lokal di Trenggalek. Bahkan setelah lebaran, jajanan ini tetap banyak dicari sebagai oleh-oleh bagi pemudik yang kembali ke perantauan.

    Hal serupa dirasakan Supinatin, seorang pedagang jajanan lainnya di Pasar Pon. Pada 15 Maret 2025, pukul 09.00 WIB, kiosnya sudah dipadati pembeli yang antre untuk membeli jajanan.

    "Hari ini memang cukup ramai, tetapi puncaknya biasanya terjadi saat puasa memasuki hari ke-20 ke atas. Saat ini, kebanyakan pembeli masih membeli dalam jumlah kecil untuk konsumsi pribadi. Berbeda dengan menjelang Lebaran atau setelahnya, di mana mereka membeli dalam jumlah besar untuk oleh-oleh," jelasnya.

    Supinatin mengaku telah berjualan jauh sebelum kebakaran terjadi di Pasar Pon. Menurutnya, jajanan yang paling laris dibeli di kiosnya adalah alen-alen, tempe keripik, dan manco.

    "Setelah Lebaran, pembeli justru membeli ketiga jajanan tersebut dalam jumlah besar untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh bagi sanak saudara di perantauan," pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf