Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

11 Perempuan Trenggalek Berani Keluar dari Penerima Bansos PKH, Mas Ipin Bangga

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, bangga dengan 11 perempuan asal Kecamatan Karangan, yang berani menyatakan graduasi secara mandiri atau keluar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).Dilansir dari Prokopim Trenggalek, bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu bangga dengan 11 perempuan yang berani keluar dari penerima bansos PKH. Ia menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Gebyar PKH di halaman Kantor Kecamatan Karangan, Minggu (20/03/2023)."Kalau menyatakan lulus secara mandiri berarti mereka sudah memiliki pendapatan. Yang sebelumnya belum berpendapatan sekarang sudah berpendapatan," ujar Mas Ipin.Mas Ipin mengatakan, dari 11 perempuan itu, ada di antaranya yang berbisnis secara online serta berjualan kebutuhan rumah tangga seperti sayur. Kemudian ada juga yang berdagang makanan seperti nasi bungkus dan lain sebagainya."Saya doakan usaha ibu-ibu ini lancar dan sukses," ucap Mas Ipin.Mas Ipin berharap, kepada warga penerima bansos PKH bisa memanfaatkan bantuan yang diterima dengan baik. Sehingga, kebutuhan keseharian dan biaya sekolah anak bisa terpenuhi."Sedangkan kalau ada sisa diharapkan bisa ditabung. Saya minta sisakan untuk bisa merintis usaha. Dengan begitu kita harapkan bisa graduasi juga," harap Mas Ipin.Novita Hardini Mochamad, istri Mas Ipin, juga ingin mendorong KPM PKH di daerahnya semakin berdaya. Novita ingin memberikan kelas pemberdayaan bagi Keluarga KPM PKH agar berpeluang lebih berdaya. Menurutnya, tidak perlu modal yang besar untuk bisa lebih berdaya bagi keluarga."Tadi ada yang menjual hasil pertanian yang dijual secara online. Pengetahuan berjualan secara online menurut saya sangat diperlukan bagi PKM PKH," kata Novita.Perlu diketahui, graduasi dalam program sosial PKH ada 2, yaitu mandiri dan reguler. Graduasi mandiri yaitu penerima bansos PKH secara sadar merasa dirinya sudah mampu dan minta dikeluarkan dari penerima bansos.Sedangkan graduasi reguler dilakukan karena ada verifikasi dari pendamping. Setelah diverifikasi KPM itu ternyata sudah masuk dalam kategori yang sudah mampu, sehingga diusulkan untuk dikeluarkan dari penerima bansos PKH.Plt. Kepala Dinas Sosial PPPA Trenggalek, Ratna Sulistyowati, menambahkan, untuk graduasi mandiri pemerintah mencoba berikan apresiasi dalam kegiatan ini. Diharapkan dengan begitu nantinya bisa menjadi pemicu penerima bansos PKH lain yang sudah mampu untuk melakukan hal yang sama."Walaupun mereka sudah masuk graduasi bukan berarti kita sudah melepaskan pengawasan terhadap mereka. Jadi mereka akan kita ikutkan dalam program program pelatihan dan juga kita lakukan pemantauan, sehingga kita yakin yang graduasi ini betul-betul mandiri. Jangan sampai mereka di graduasi akhirnya masuk lagi dalam kategori miskin," tandasnya.Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, ada sebanyak 4.919 KPM PKH yang graduasi tahun 2023 ini. Dari angka itu, dua ratusan KPM yang menyatakan graduasi mandiri dari program sosial PKH. Sedangkan di Kecamatan Karangan, dari 248 PKM PKH yang graduasi, 11 PKM menyatakan graduasi secara mandiri.