Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Wujud Cinta Lingkungan Trenggalek, Pelajar Dongko Bentuk Laskar Pelestari Sungai Konang

Pelajar SMPN 2 Dongko, Kabupaten Trenggalek, membentuk Laskar Pelestari Sungai Konang. Pembentukan itu sebagai wujud cinta lingkungan Trenggalek, Sabtu (16/12/2023).Para pelajar itu berkolaborasi bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Arum Pulosari, dan Ecological Observation and Wetland Conservation atau ECOTON dalam agenda Ekspedisi Sungai Trenggalek.Ketua Pokdarwis Dewi Arum Pulosari, Desa Wisata Pandean, Ririn Setyo Widihastuti, mengatakan para pelajar menyikapi kondisi Sungai Konang di Desa Pandean, Kecamatan Dongko."Laskar Pelestari Sungai menyikapi kondisi Sungai Konang. Maka 10 orang pelajar SMPN 2 Dongko membentuk komunitas lingkungan yang secara rutin menjaga, memelihara, dan melestarikan Sungai Konang," ujar Ririn.Laskar Pelestari Sungai Konang melakukan kegiatan biomonitoring yang selaras dengan kegiatan sustainable tourism. Hal itu sangat bermanfaat untuk penyelamatan ekosistem."Menambah pengetahuan tentang keanekaragaman hayati dan menjaga Sungai Konang dari kerusakan" kata Ririn.Pada Sabtu (16/12/2023) para pelajar SMPN 2 Dongko melakukan kegiatan pemantauan kualitas air dengan indikator biotilik. Perlu diketahui, biotilik yaitu biota tidak bertulang belakang yang bisa jadi acuan untuk menilai kualitas air.Adinda Deviansari, pelajar kelas 9 SMPN 2 Dongko, mengatakan kegiatan pemantauan kualitas air dengan indikator biotilik di Sungai Konang dilakukan dengan menggunakan perawatan sederhana. Alat itu seperti jaring, nampan, sendok, kuas, dan gayung."Biotilik hidup di dasar sungai, daun, semak, dan di balik bebatuan. Untuk mendapatkan biotilik digunakan jaring, bebatuan dibolak balik dan digosok dengan sikat agar biotiliknya terlepas dari batuan, semak dan ditangkap dengan jaring," ucap Adinda.Biotilik yang tertampung dalam jaring ditumpahkan dalam nampan untuk dipilah dengan sendok lalu ditaruh ke dalam kotak es sesuai dengan jenisnya."Total biotilik yang kami tangkap sebanyak 100 individu dan sebagian besar didominasi oleh biotilik toleran dan Tahan terhadap kondisi pencemaran, sedangkan biota sensitive hanya 20%" ungkap Lelyna Okta, pelajar kelas 9 SMPN 2 Dongko.Para pelajar SMPN 2 Dongko itu merasa senang dengan pengetahuan dan informasi baru untuk mengenal lebih dalam keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar. Pengetahuan itu bisa membuat pelajar sadar tentang pentingnya kelestarian sungai Sungai Konang.

Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Konang

[caption id="attachment_59772" align=aligncenter width=1280]cinta-lingkungan-trenggalek-laskar-pelestari-sungai-konang2 Pelajar SMPN 2 Dongko Trenggalek belajar penelitian uji kualitas air di Sungai Konang/Foto: ECOTON for Kabar Trenggalek[/caption]Sugianto, tim peneliti Ekspedisi Sungai Trenggalek menjelaskan hasil pemantauan di Sungai Konang. Ia menyebutkan, kualitas air di Sungai Konang dalam kondisi tercemar ringan."Sebanyak 100 biotilik yang berhasil diidentifikasi hanya 20% merupakan biota yang masuk kategori sensitive sedangkan 80% masuk kategori toleran, sehingga sungai Konang dikategorikan sebagai sungai Tercemar ringan," ujar Sugianto.Menurut Sugianto, Sungai Konang didominasi oleh jenis biotilik toleran seperti cuncum atau sumpil, keong, cacing merah, dan yuyu. Kemudian ada biotilik sensitif seperti anak capung, baetidae dan kunang-kunang."Meskipun kondisi air sungai Konang masuk kategori tercemar ringan, namun masih aman untuk kegiatan wisata" tambah Amirudin Muttaqin, tim peneliti Ekspedisi Sungai Trenggalek.Selain melakukan kegiatan biomonitoring pelajar SMPN 2 Dongko juga mengukur kualitas air dengan parameter phospat, total dissolved solid, suhu, oksigen terlarut dalam air, amoniak, krom, nikel, besi dan konduktivitas.Dari parameter fisika kimia yang diuji menunjukkan bahwa Kadar phospatnya tinggi sebesar 0,2 mg/l sedangkan amoniaknya 2,7 mg/l.Kedua parameter itu termasuk di atas baku mutu air sungai. Sungai Konang saat ini masih tinggi kadar phospat dan amoniumnya karena adanya aliran irigasi persawahan."Kegiatan yang akan rutin kami lakukan adalah pemantauan kualitas air dengan biotilik sebulan sekali, uji kadar phospat. Hasil pemantauan akan dipasang di papan pengumuman agar bisa diketahui oleh warga Desa Pandean," ungkap Alvin Yoga Pratama, Ketua Laskar Pelestari Sungai Konang.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *